Jakarta, Gatra.com – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito mengungkapkan delegasi Indonesia memikirkan pentingnya reformasi di tubuh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Pertemuan Menteri Perdagangan Negara Anggota G20 yang dilaksanakan di Tsukuba, Ibaraki, Jepang, 8-9 Juni lalu.
“Nah kita menyoroti mengenai peran dan fungsi WTO, kita dukung dilakukannya reformasi. Tetapi kita juga sampaikan dan menitipkan agar dibagi dua yaitu proses dan substansialnya,” kata Enggartiasto Lukito kepada awak media pada sela-sela halal bi halal di kantornya, Jakarta, Rabu (12/6).
Enggar menceritakan adanya ketidakpercayaan terhadap sistem perdagangan internasional, meningkatnya tensi hubungan dagang antar-negara, dan menguatnya proteksionisme, sehingga perlu memperkuat peran WTO.
Dalam pertemuan tersebut lanjut Enggar, pemerintah Indonesia menekankan pentingnya pembicaraaan masalah pemilihan anggota majelis banding (Appelate Body) WTO.
“Kita secara khusus sampaikan Appelate Body yang kalau tidak diisi pada Desember ini, maka WTO akan kehilangan fungsinya untuk dispute settlement (penyelesaian sengketa),” ungkapnya.
Mendag mengaku telah mengusulkan urgensi mengenai Appelate Body kepada Jepang selaku Presiden G20.
“Kita dukung Jepang sebagai presiden G-20, untuk bisa hasilkan join statement (Pernyataan bersama),” ungkapya.
Namun, Enggar mengakui negara-negara anggota G-20 sejauh ini masih belum sepakat mengenai pernyataan bersama tersebut. Amerika Serikat (AS) misalnya, belum sepakat mengenai poin proteksionisme, sedangkan Tiongkok belum sepakat mengenai pembatasan produk baja.
Selain itu, Enggar juga mengungkapkan pentingnya peningkatan fungsi perundingan dalam WTO yang belum diselesaikan di putaran Doha seperti pertanian, perikanan, dan perlakuan khusus yang berbeda.
Dikatakan, pernyataan gabungan tersebut akan disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dijadwalkan berlangsung pada 28—29 Juni 2019 di Osaka, Jepang.