Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengungkapkan strategi yang diambil Indonesia dalam menghadapi perang dagang. Menurutnya, Indonesia harus agresif membuka pasar baru dan mempertahankan pasar lama. Namun ia menolak anggapan pihaknya agresif dalam perang dagang.
"Sekarang kita sama seperti Turki. Ekspor Crude Palm Oil (CPO) nol. Semua lari ke Malaysia. Kita dengan India turun 72% downstream CPO. Ini karena malaysia ada perbedaan tarif 5%," ujarnya di sela halal bihalal Kementerian Perdagangan, Rabu (12/6).
Oleh karena itu, Enggar menekankan pentingnya membuat perjanjian internasional. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita dan Wakil Menteri Perdagangan Chile, Rodrigo Yéfiez Benitez meratifikasi lndonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (lC-CEPA) pada Selasa (11/6).
"Kita sedang menunggu dengan negara Mozambik, Afrika. Saya harap tahun ini bisa selesai. Tadi Duta Besar Tunisia berbisik, kita tinggal menunggu finalisasi," tuturnya.
Kemudian, Enggar mengaku pihaknya sedang menyusan CEPA dengan Korea Selatan.
"Harusnya kita bisa selesaikan tahun ini. Paling tidak substansialy concluded (termasuk substansi)," tambahnya.
Indonesia juga menjajaki perjanjian di tingkat Asia-Pasifik, yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"RCEP ini yang paling besar karena hampir 50% dari penduduk dunia ada di sini. Kita harap RCEP bisa kita selesaikan secara substansi pada November ini," ungkapnya.