NOPICT Bandung, Gatra.com - Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil, ingin memastikan tak terjadi kembali kebakaran di sejumlah pasar tradisional akibat hubungan pendek arus listrik atau korsleting. Belum lama ini, dua pasar di Kota Bandung yang dilahap Si Jago Merah dalam waktu yang berdekatan, yakni Pasar Kosambi dan Pasar Ujungberung.
Maka, ia meminta kepala daerah dan dinas terkait di kabupaten dan kota di Jabar segera bertindak untuk memeriksa instalasi listrik di setiap pasar tradisional.
"Kan beritanya beruntun terus. Cuma mengingatkan, kalau beruntun dalam waktu dekat, berarti jangan-jangan sistemik. Jadi saya titip saja agar PD Pasar dan Pemkot Bandung mengecek, juga semua yang sisanya di luar pasar Kosambi dan Ujungberung," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/6).
Baca Juga: Pasar Kosambi di Bandung Terbakar
Emil -sapaan Ridwan Kamil- mengatakan pihaknya telah mengandeng International Copper Association (ICA) guna memantau jaringan kelistrikan pada mayoritas rumah tinggal dan bangunan di Jabar. Inspeksi tersebut mengacu pada hasil survei peralatan kelistrikan yang digunakan sejak 2019-2024.
"Hasil penelitian, kebakaran itu diduga kualitas kelistrikan dari kabel dan instalasi kualitasnya rendah sehingga kena korsleting sedikit, mudah terbakar," katanya.
Menurutnya, program tersebut sangat jitu untuk mengurangi bencana kebakaran. Kebakaran di pasar atau bangunan lainnya, tentunya menganggu ekonomi rakyat.
Diketahui, kerja sama dengan ICA tersebut merupakan bagian yang disiapkan Pemprov Jabar pada Cetak Biru ketahanan Kebencanaan Jawa Barat atau West Java Resilience Blue Print. Penandatanganan kerja sama Jabar-ICA ini tertuang dalam Letter of Intent (LOI) yang ditandatangani oleh Emil dengan Direktur ICA Wilayah Asia Timur dan Tenggara, Collin May, di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Senin lalu (29/4).
Kolaborasi ini berlangsung selama 5 tahun. Kerja sama ini merupakan masukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menunjuk Jabar sebagai area percontohan tentang keselamatan kelistrikan ini. Diberikan pula edukasi kepada para petugas instalasi listrik yang ada di Jabar.
Setelah diaudit oleh Pemprov Jabar dan ICA maka dibuat kategori yaitu rumah yang aman, kurang aman dan tidak aman atau mempunyai potensi kebakaran. Hasilnya, 70% bencana kebakaran disebabkan oleh peralatan listrik yang tidak berkualitas.
“Kepada rumah yang memiliki potensi kurang aman dan tidak aman, kita akan edukasi untuk mengganti (alat kelistrikan) dengan kualitas kelistrikan yang memadai, supaya tidak terjadi lagi 70% kebencanaan kebakaran datang dari peralatan listrik yang tidak berkualitas,” pungkasnya.