Kampala, Gatra.com - Kementerian Kesehatan Uganda menyatakan seorang anak positif terkena Ebola dalam kasus lintas batas pertama dari virus mematikan tersebut sejak kembali munculnya wabah tahun lalu.
Pihak Kementerian Kesehatan Uganda dilansir laman Time menyampaikan keterangan tersebut dalam sebuah acara briefing pada Selasa malam (11/6), dalam upaya mendorong semangat petugas kesehatan yang selama berbulan-bulan berusaha untuk mencegah kontaminasi melintasi perbatasan yang sering dilalui.
Menteri Kesehatan Uganda, Jane Aceng, mengatakan, bocah lelaki Kongo berusia 5 tahun tersebut telah diisolasi di sebuah rumah sakit di sebuah distrik dekat perbatasan Kongo. Pengumuman itu memberi tekanan baru pada World Health Organization (WHO) dalam penetapan Ebola sebagai wabah yang paling mematikan kedua dalam sejarah.
"Bocah Kongo itu menyeberang ke Uganda pada 9 Juni bersama keluarganya melalui pos perbatasan Bwera," sebut pernyataan yang dikeluarkan oleh WHO. Dikatakan bahwa bocah ini sedang mencari perawatan di rumah sakit Kagando dan kemudian dipindahkan ke unit perawatan Bwera Ebola.
"Kementerian kesehatan dan WHO telah mengirimkan tim respons cepat ke wilayah Kasese untuk mengidentifikasi orang lain yang mungkin berisiko," sebut WHO.
Ada lebih dari 2.000 kasus dan kemungkinan virus Ebola di Kongo sejak Agustus 2019, dengan hampir 1.400 kematian. Penyakit ini menyebar terutama melalui kontak dengan cairan tubuh dari mereka yang terinfeksi.
Untuk sementara WHO masih mengandalkan vaksin Ebola yang eksperimental, namun efektif yang digunakan secara luas, dan Uganda telah memvaksinasi hampir 4.700 petugas kesehatan.
Uganda telah mengalami beberapa kali wabah Ebola dan demam berdarah lainnya sejak tahun 2000.