Home Ekonomi JATAM: Industri Tambang Picu Banjir di Samarinda hingga Konawe

JATAM: Industri Tambang Picu Banjir di Samarinda hingga Konawe

Jakarta, Gatra.com - Kepala Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melky Nahar, menyebut bencana banjir yang terjadi belakangan di Samarinda, Morowali hingga Konawe akibat industri tambang yang mengeksploitasi kawasan hulu.

"Kalau dibaca tren di Kaltim, Morowali, Bengkulu, dan terakhir di Banjarmasin, ini erat kaitannya dengan eksploitasi di kawasan hulu. Ketika intensitas hujan tinggi daya resap air berkurang, itu yang memicu banjir." kata Melky saat dihubungi Gatra.com melalui sambungan telepon, Selasa (11/6).

Melky mencontohkan banjir di Samarinda yang banyak menggenangi pemukiman akibat 70% wilayahnya dieksploitasi untuk industri tambang.

"Yang paling aktual Samarinda yang kotanya habis-habisan dikepung banjir, 70% wilayahnya dieksploitasi tambang, di hulunya juga dieksploitasi," ujar Melky.

Sementara Dinamisator JATAM Kaltim yang tinggal di Samarinda, Pradarma Rupang, mengkonfirmasi bahwa banjir di Samarinda terjadi disebabkan oleh tambang.

"Betul banjir ini disebabkan Tambang. Sebabnya kawasan tangkapan air di hulu Kota Samarinda sudah hilang berganti jadi tambang. Wilayah yang terdampak ada di Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang Dalam, dan Samarinda Ulu," ujar Rupang kepada Gatra.com melalui pesan tertulis.

Sedangkan Koordinator Kampanye JATAM Sulteng, M Taufik juga mengkonfirmasi bahwa banjir di Morowali diduga terjadi akibat pertambangan nikel.

"Kalau terkait banjir di Kabupaten Morowali memang kami menduga penyebabnya adalah perusahaan tambang yang beroprasi di hulu. Banjir terjadi di Kecamatan Bahodopi, Desa Labota di hulu perusahaan nikel IMIP, lalu Kecamatan Bungku Pesisir Desa Torete. Di hulu perusahaan Nikel PT TAS," kata Taufik melalui pesan singkat.

1297