Jakarta, Gatra.com - Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada bulan Mei 2019 sudah berakhir. Salah satu pencapaian besar yang perlu diakui bersama adalah suksesnya diskusi informal model Arria Formula yang membahas mengenai pemukiman ilegal Israel di Palestina.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Febrian Alphyanto Ruddyard menyebutkan, bahwa memang Arria Formula ini adalah diskusi informal dan tidak ada hasil kesepakatan tertulis yang dihasilkan, tetapi ada satu hal yang penting dari diskusi tersebut, yaitu bahwa hampir semua negara setuju bahwa ada yang salah dari pemukiman ilegal Israel.
"Semua negara yang hadir satu suara bahwa pemukiman ilegal Israel di Palestina adalah hal yang salah. Itu menurut kami merupakan perkembangan yang signifikan," ucapnya ketika ditemui di Kemlu, Jakarta, Selasa (11/6).
Baca juga: Sukses saat Presidensi DK PBB, Ini Strategi Indonesia
Febrian menyebutkan, meskipun tidak ada pemungutan suara, seluruh negara anggota DK PBB yang hadir dalam diskusi tersebut setuju pada hal yang sama. Semuanya kecuali satu, yaitu Amerika Serikat yang memang selalu membela posisi Israel di hampir setiap pertemuan.
Baca juga: Kemenlu: Indonesia Sukses Pimpin DK PBB
"Di situ yang menentang hanya AS sendiri. Ini artinya DK PBB berhasil menunjukkan kalau AS tidak punya teman yang sepaham dalam isu ini. Ini yang penting, sebelumnya belum pernah sejelas ini," ujarnya.
Febrian juga mengatakan, karena ini bisa dipastikan menjadi pembahasan mengenai Palestina, maka pemukiman ilegal Israel masih akan diungkit. Ia menyebutkan ini adalah salah satu langkah awal dari suatu hal yang besar.