Sleman, Gatra.com - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Ma'arif mendesak pemerintah mengungkap kasus kerusuhan 21-22 Mei lalu di sekitar kantor Bawaslu. Ia minta kasus diungkap apa adanya ke publik tanpa dilebih-lebihkan.
"Diungkap saja, kalau tidak diungkap pasti negara ini lemah. Harus diungkap tapi juga jangan dilebih-lebihkan, apa adanya saja," kata pria yang akrab di sapa Buya itu, saat ditemui di kediamannya, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (11/6).
Buya menjelaskan, pengungkapan kasus itu harus sesuai keterangan para saksi. "Kalau umpamanya fakta A ya A, B ya B, jangan ditambah. Publik wajib tahu. Bangsa ini jangan sampai oleng," kata Buya.
Menurutnya, kepolisian telah mengerahkan tim investigasi internal Polri dan Bareskrim untuk mengusut kerusuhan di sejumlah lokasi di Jakarra. Buya yakin kinerja tim kepolisian ini juga diawasi oleh Komisi Kepolisian Nasional dan bekerja paralel dengan tim investigasi Komnas HAM.
Buya mengatakan hal itu usai menerima kedatangan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu. Menanggapi dugaan keterlibatan Tim Mawar Kopassus dalam kerusuhan 21-22 Mei, Ryamizard mengatakan eksistensi tim penculik aktivis 1998 itu sudah selesai.
"Tim Mawar kan sudah selesai, sudah ada hukumannya dan segala macam. Sudah selesai lah, jangan dipanjang-panjangkan lagi," katanya.
Walaupun Tim Mawar berasal dari TNI, saat ini TNI tidak lagi berurusan dengan tim itu. "Karena sekarang TNI ini lain lah. Jadi jangan dikaitkan," ucapnya.