Jakarta, Gatra.com - Ekonom dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi, menilai kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,38% dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP sebesar 0,73% pada Mei 2019 menunjukkan petani lebih menikmati panennya pada bulan Mei, saat bulan Ramadan.
Pasalnya, lanjut Gandhi dalam keterangan tertulis, Senin (10/6), NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTUP pun merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks yang dibayar petani untuk produksi dan penambahan barang modal.
"Jadi, NTP dan NTUP merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan dan juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP dan apalagi NTUP, secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani," katanya.
Gandhi menyampaikan keterangan ini menanggapi data NTP dan NTUP pada Mei 2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Tercatat, NTP bulan tersebut sebesar 102,61 atau Naik 0,38% dari NTP bulan April yang hanya 102,23. Demikian pun NTUP bulan Mei sebesar 111,94, naik sebesar 0,73% dari bulan April sebesar 111,13.
Gandhi memberikan apresiasi terhadap program pemerintahan Jokowi-JK melalui Kementerian Pertanian (Kementan) yang selalu berkomitmen untuk menjalankan program yang berdampak nyata pada peningkatan hasil dan kesejahteraan petani.
Program yang benar-benar revolusioner dalam membangun pertanian di antaranya mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul dan pupuk secara tepat waktu, serta petani milenial dan penataan tata niaga pangan melalui tindakan tegas terhadap mafia pangan.
"Kami mengharapkan raihan positif ini terus berlanjut. Sebab, dampak program ini sangat nyata dirasakan langsung petani," ungkanya.
Misalnya, lanjut Gandhi menyampaikan, program mekanisasi pertanian benar-benar mengefisienkan biaya produksi, pekerjaan lebih cepat dan produk yang dihasilkan lebih berkualitas sehingga nilai jualnya lebih tinggi. Akhirnya pendapatan petani ikut naik.
Sementara itu, Kepala BPS, Suhariyanto menyampaikan, kenaikan NTP dan NTUP bulan Mei 2019 ini didukung oleh kenaikan NTP pada semua subsektor pertanian. Kenaikan dua indikator daya beli petani ini utamanya didorong oleh subsektor hortikultura.
"Seluruh subsektor ada peningkatan NTP secara menggembirakan. Secara umum, kenaikan NTP terjadi lantaran panen raya telah usai. Pola serupa juga terjadi pada Mei 2017 dan 2018 yang mengalami peningkatan lantaran musim panen raya selesai," ujarnya.
Perlu diketahui, prestasi kenaikan NTP bulan Mei 2019 ini banyak ditopang oleh kenaikan NTP subsektor hortikultura sebesar 102,41, naik 1,42%, NTP peternakan 107,71, naik 0,83% dan NTP tanaman perkebunan rakyat 96,02, naik 0,43% dari bulan sebelumnya.
Menurut Ghandi, sama halnya dengan NTP, prestasi kenaikan NTUP pada periode tersebut banyak ditopang dari naiknya NTP subsektor hortikultura 114,11, naik 1,72%, NTP peternakan 117,37, naik 1,03% dan NTP tanaman perkebunan rakyat 106,01, naik sebesar 0,99% dari bulan sebelumnya.