Bandarlampung, Gatra.com - Terduga teroris dari jaringan aksi teror bom Kartasura, AAL, ditangkap aparat kepolisian di wilayah BandarLampung pada Minggu pagi, (09/06).
Penangkapan tersebut dilakukan oleh Tim Densus 88 Anti-teror Mabes Polri di daerah Pasar Tugu,.Tanjung Karang Timur, Bandarlampung.
Usai penangkapan tersebut, Tim dibantu aparat kepolisian Bandarlampung segera menggeledah rumah kontrakan tempat tinggal Sodiq, adik ipar tersangka AAL yang beralamatkan di Jalan Belia Gg Wawai Jagabaya II Wayhalim Bandarlampung.
Berdasarkan keterangan ketua RT setempat, Tauhid, malam sebelum penangkapan, tersangka AAL bersama adik dan Ibunya sempat singgah dan bermalam di rumah Sodiq.
Rumah kontrakan tersebut kebetulan persis berdampingan dengan rumah tempat tinggal Tauhid yang menjadi ketua RT di wilayah tersebut, sebab itu Tauhid dan Sodiq saling mengenal dekat satu sama lain.
"Kabar dari Sodiq adik ipar AAL, memang benar si AAL ditangkap polisi di Pasar Tugu hari Minggu kira kira jam 10," ungkap Tauhid (69) ketua RT 05 LK II Jagabaya II kepada Gatra.com, Senin (10/06).
Tauhid mengisahkan, berdasarkan cerita Sodiq kepadanya, AAL ditangkap tak lama usai AAL bersama Sodiq membeli tiket bus di daerah Kalibalok dengan tujuan Jawa untuk keberangkatan hari Senin.
"Jadi si AAL ini diantar Sodiq membeli tiket bus di Kalibalok, setelah itu mereka mampir ke pasar Tugu, katanya untuk beli buah, saat menunggu di pasar itulah AAL diringkus," ungkap Tauhid.
Tauhid mengaku selang sehari sebelum penangkapan, pada Sabtu 07/06, sebagai Ketua RT, ia sudah diberitahu oleh Babinkamtibmas setempat.
Informasi dari Babinkamtibmas, tutur Tauhid, akan ada Tim kepolisian dari Jakarta akan mengawasi seorang tamu asal Jawa yang akan bermalam di rumah salah satu warganya.
"Hari Sabtu ada yang datang bersama babin kesini, ya itu memberitahukan dan minta ijin untuk mengawasi rumah kontrakan itu," cerita Tauhid.
Tauhid mengatakan bahwa AAL bukanlah warganya bahkan ia tidak mengenalnya. Yang ia tahu AAL hanya tamu yang ingin bermalam di rumah Sodiq adik iparnya, namun belakangan setelah penangkapan ia baru tahu kalau AAL terkait jaringan radikal garis keras
"AAL itu memang asalnya Lampung, tapi bukan warga sini, dia pernah tinggal di daerah Kupang Teluk Betung tempat ibunya, namun sekarang sudah lama tinggal di Jogja atau Solo, begitu sih kata si Sodiq," cerita Tauhid
Tauhid membenarkan kalau Sodiq memang merupakan warganya yang sudah hampir setahun mendiami rumah tersebut.
"Kalau Sodiq memang warga sini, tapi saya lihat ia biasa saja, gak ada itu keliatan radikal, orang tuanya saja bisa dibilang salah satu ustad di kampung ini, begitu juga istrinya yang merupakan adik AAL, biasa saja gak ada yang aneh," kata Tauhid.
Ketika menjelang malam, Sabtu (09/06) pukul 20.00 wib, Tauhid mendapat informasi bahwa memang benar ada tamu yang datang ke rumah kontrakan Sodiq.
Tamu tersebut datang bersama ibunya diantar oleh mobil taksi online.
"Malam ada yang datang kerumah Sodiq, ternyata AAL, orangnya tinggi, kurus, rambut gondrong, hidungnya mancung, anak saya yang sempat salaman dengan AAL, pas kebetulan ingin silaturahmi lebaran ke rumah Sodiq, saya tidak menduga kalo itu ternyata tamu yang lagi dicari," lanjut Tauhid.
Menjelang sholat subuh, saat Tauhid menuju masjid, di jalan ia menyaksikan semakin banyak orang tak dikenal di beberapa sudut jalan seperti sedang mengawasi rumah Sodiq hingga pagi hari.
"Pukul 8 pagi saya lihat ada tiga motor keluar dari rumah Sodiq, mereka saling berboncengan, yakni AAL, adik dan ibunya, Sodiq, istri Sodiq dan seorang tetangga," jelas Tauhid.
Selanjutnya Tauhid mengaku tidak tahu yang terjadi, tiba-tiba menjelang siang, ia dipanggil petugas polisi berseragam untuk turut serta menyaksikan penggeledahan di rumah Sodiq
"Saya dapat info langsung dari Sodiq, kakak iparnya AAL ditangkap Polisi, terus saat penggeledahan saya lihat juga gak ada apa-apa, cuma ada baju, plat nomor motor AD, dan beberapa plastik bungkusan di dalam tas," pungkas Tauhid.
Reporter: Karvarino
Editor: Bernadetta Febriana