Hong Kong, Gatra.com - Media Cina menyalahkan campur tangan asing atas protes besar-besaran di Hong Kong. Mereka juga menuduh para penentang pemerintah kota pro-Beijing "berkolusi dengan Barat".
Edisi Bahasa Mandarin dari Global Times yang nasionalistis menampik demonstrasi massa pada Minggu (9/6). Demi yang merupakan salah satu pertunjukan kemarahan publik terbesar sejak Hong Kong dikembalikan ke pemerintahan Cina pada 1997.
"Sangat penting bahwa beberapa kelompok internasional telah secara signifikan memperkuat interaksi mereka dengan oposisi Hong Kong dalam beberapa bulan terakhir," kata surat kabar itu, menggambarkan pertukaran itu sebagai "kolusi", dikutip dari AFP, Senin (10/6).
Baca Juga: Dua Aktivis Hong Kong Mendapat Suaka Politik di Jerman
Pihak pemerintah mengatakan lebih dari satu juta orang berbaris melalui jalan-jalan di wilayah Kota Hong Kong. Mereka menolak usulan undang-undang baru yang akan memungkinkan ekstradisi dari Hong Kong ke daratan Cina. Penentang undang-undang mengatakan hal tersebut akan mengikis kebebasan dan berganti dengan sistem peradilan buram ala Beijing.
Editorial itu merujuk pada pertemuan antara tokoh-tokoh oposisi Hong Kong dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi. China Daily berbahasa Inggris juga mengecilkan protes dan fokus pada dukungan untuk hukum yang diusulkan.
Editorial di surat kabar itu mengatakan beberapa warga Hong Kong telah ditipu oleh kubu oposisi dan sekutu asing mereka untuk mendukung kampanye anti-ekstradisi. Sementara layanan berbahasa Inggris kantor berita resmi Xinhua mengulangi posisi pemerintah kota pada hukum "dalam menanggapi prosesi publik".
Tetapi para aktivis dan politisi oposisi semakin memperingatkan bahwa kebebasan ini sedang terkikis ketika Beijing memperketat cengkeramannya pada Hong Kong. Usulan undang-undang yang didorong oleh kepemimpinan pro-Beijing di wilayah itu akan memungkinkan ekstradisi ke negara mana pun yang belum memiliki perjanjian dengan Hong Kong, termasuk Cina daratan.