Jakarta, Gatra.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 2 pelaku terorisme berinisial AA (30) di Lampung, Sumatera dan S (31) di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kedua pelaku ditangkap berdasarkan pengembangan kasus dari pelaku bom bunuh diri berinisial RA (22) di Pos Pengamanan Sukoharjo pada 3 Juni lalu.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol. Asep Adi Saputra menyebutkan bahwa ketiga tersangka tersebut merupakan simpatisan ISIS dan berbaiat langsung dengan pemimpin ISIS, yakni Abu Bakr al-Baghdadi.
"Mereka ini sama-sama bersimpati kepada ISIS dengan berbaiat kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Kemudian, bagaimana proses mereka secara bersama-sama, lalu merencanakan itu (pengeboman) juga masih dalam pendalaman lebih lanjut karena tersangka kan baru tertangkap kemarin," jelas di dalam Konferensi Pers di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta, Senin (10/6).
Namun, kedua tersangka tersebut tidak melakukan baiat secara langsung dan menggunakan media sosial sebagai perantara. Ketiga tersangka pun diketahui memakai dua pembelajaran dalam mempelajari aksi terorisme, pertama adalah belajar dari para amir atau pemimpin. "Dikuatkan dengan buku-buku baik panduan masalah jihad dasar-dasar hukum jihad dan seterusnya," kata Asep.
Kemudian cara kedua adalah belajar melalui metode media sosial, seperti kasus RA yang menggunakan situs web berbagi video untuk merakit bom.
"Sebagai contoh RA sudah mengatakan bahwa dia mempelajari rangkaian bom ini dengan bahan-bahan yang dibutuhkan itu semua melalui YouTube yang dia pelajari kemudian baiat tadi melalui media sosial," ucapnya.
Kedua pelaku yang ditangkap pada Minggu (9/6) kemarin ini diketahui tidak berafiliasi dengan kelompok teroris di Indonesia.
"Keterangan sementara yang kita dapat, dia tidak berafiliasi kepada beberapa jaringan terorisme yang ada di Indonesia. Tetapi, langsung bersimpati kepada ISIS dengan membaiatkan diri kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Sementara keterkaitan yang jaringan-jaringan Indonesia masih terus kita dalami," tutup dia.