Moskow, Gatra.com - Tidak hanya di Indonesia, protes dugaan kecurangan pemilu presiden juga terjadi di Kazakhstan. Kepolisian menahan ratusan orang karena menggelar unjuk rasa tanpa mengantongi izin pada Minggu (9/6) waktu setempat.
Polisi anti huru-hara Kazakhstan membubarkan demonstrasi di ibu kota Nur-Sultan dan Almaty, kota komersial negara tersebut. Kurang lebih 500 pengunjuk rasa ditahan pihak berwenang.
"Tiga petugas polisi terluka dalam bentrokan itu. Namun, belum ada laporan tentang sanksi apapun yang diterapkan setelah penangkapan," ucap Wakil Menteri Dalam Negeri, Marat Kozhayev, seperti dikutip Time.
Pemilihan darurat digelar di Kazakhstan setelah Presiden Nursultan Nazarbayev (78) mengundurkan diri secara tiba-tiba pada bulan Maret. Ia telah memimpin negara tersebut sejak merdeka dari Uni Sovyet tahun 1981.
Para peserta aksi demo menuduh pemilihan untuk memilih penggantinya tidak akan bebas dari kecurangan atau tidak adil, dan mereka menyerukan kesepakatan untuk memboikot proses pemilihan.
Kandidat oposisi, Amirzhan Kossanov, mengatakan dia tidak memiliki keluhan apapun tentang adanya kemungkinan pelanggaran kampanye sebelum hari pemilihan kemarin.
"Tetapi hasil yang paling penting, yang merupakan puncak dari proses politik pemilihan, adalah hasil dari penghitungan suara," kata Kossanov.