Solo, Gatra.com – Sugeng Riyadi, warga RT 007 RW 005 Semanggi, Solo, yang ditangkap polisi atas keterkaitannya dengan peledakan bom Kartasura dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Pria 34 tahun ini sehari-hari dikenal sebagai penjual pakaian bekas di pasar barang bekas atau klithikan Solo.
Menurut Ketua RT 007 RW 005 Semanggi, Supardi, Sugeng warga asli Semanggi. Sejak kecil hingga besar, Sugeng tinggal di Semanggi. Namun saat ada program relokasi, Sugeng pindah ke Mojolaban, Sukoharjo.
Baca Juga: Warga Solo Ditangkap Terkait Bom Kartasura
”Tapi karena pekerjaannya di sini makanya dia mengontrak di Semanggi sini. Mungkin biar lebih dekat dari tempat kerjanya,” ucap Supardi saat ditemui wartawan, Senin (10/6).
Sugeng dikenal Supardi sebagai pribadi yang tertutup. Sugeng, kata Supardi, tidak pernah terlihat salat jemaah di masjid dekat rumah. Sugeng selalu menunaikan salat di tempat lain. Tiap pagi Sugeng berjualan barang bekas di pasar klithikan.
Siang harinya dia bekerja sebagai tukang sablon. ”Dia dikenal pendiam. Tidak pernah banyak bicara dan jarang bergaul dengan tetangga,” ucapnya.
Baca Juga : Usut Bom Kartasura, Polisi Geledah Rumah Sugeng dan Sita HP
Sugeng tinggal dengan istri dan dua anaknya. Berdasarkan keterangan Supardi, anak Sugeng berusia empat tahun dan bayi. Istrinya dikenal sebagai ibu rumah tangga biasa.
Sugeng ditangkap polisi di jalan di wilayah Sukoharjo. Sugeng ditangkap karena disebut terkait dengan Rofik Asharuddin, pelaku pengeboman pos pengamanan Kartasura pada Senin (3/6) lalu. Dalam penggeledahan di rumah Sugeng di Semanggi, polisi menyita satu telepon genggam.