Washington D.C, Gatra.com - Sebuah pesan kontroversial disampaikan manajer Hotel Yale di daerah Michigan, Amerika Serikat, Ahad (9/6) di akun Facebook. Pesan itu menyatakan jika mereka akan menawarkan penginapan gratis bagi para wanita yang datang ke kota itu untuk mengaborsi anaknya.
Shelly O’Brian, sang manajer, juga mengatakan hotel akan membantu mengatur transportasi dari dan ke tempat pertemuan. Dia tidak tahu tanggapan luar biasa yang diakibatkan oleh pengumumannya di Facebook.
Respon yang diberikan memang sangat beragam. Baik kemarahan dari mereka yang menentang inisiatifnya dan dukungan dari mereka yang berbesar hati dengan tindakannya.
"Saya memiliki orang yang mengancam akan membakar gedung saya. Saya mendapati doa dari orang-orang agar seseorang menyakiti saya atau membakar gedung saya. Saya benar-benar tidak menduga kebencian yang diberikan bisa seperti itu.” ucap O'Brian pada lansiran laman Time.
Namun, ada juga orang-orang yang justru mendukungnya, mereka menganggap apa yang dilakukan oleh O'Brian membantu orang-orang yang sedang kesusahan, bahkan ada beberapa orang yang memberikan sumbangan padanya.
"Saya juga dibanjiri dengan respons yang sangat positif. Sempat ada kelompok kecil wanita tua yang datang dan memberikan saya cek senilai US$25 untuk sumbangan atas hal yang saya lakukan," tambahnya.
Tawaran O'Brian hadir di tengah diberlakukannya beberapa undang-undang aborsi di beberapa negara bagian Amerika Serikat yang membatasi tingkat aborsi.
Pada bulan Mei, Gubernur Alabama Kay Ivey menandatangani undang-undang yang secara efektif melarang aborsi di negara bagian tersebut. RUU itu akan membuat aborsi sebagai tindak pidana, dengan pengecualian hanya dalam kasus-kasus di mana kehidupan ibu terancam.
Di Georgia, Gubernur Brian Kemp menandatangani undang-undang yang akan melarang aborsi setelah enam minggu kehamilan, titik di mana dimungkinkan untuk mendeteksi detak jantung janin. Ohio, Kentucky, dan Mississippi semuanya telah mengesahkan undang-undang serupa awal tahun ini.
Dan akhir bulan lalu, Louisiana menjadi negara bagian kelima yang mengesahkan larangan seperti itu tahun ini.
O'Brian, yang menentang pembatasan-pembatasan itu, ingin melakukan sesuatu untuk membantu perempuan yang tidak dapat melakukan aborsi di negara bagian asal mereka.
"Saya hanya berharap apa yang saya lakukan mungkin akan membuat beberapa wanita yang merasa terisolasi dan takut merasa ada seseorang di luar sana yang memikirkan mereka," kata O'Brian.