Banda Aceh, Gatra.com – Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman memberi kelonggaran bagi para pedagang kecil untuk berjualan di sekitar Masjid Raya Baiturrahman (MRB) selama hari raya Idulfitri 1440 H.
Aminullah melihat banyaknya wisatawan yang datang ke Banda Aceh akan membuat para pedagang kecil ini meraup keuntungan dari berjualan.
Namun, Wali Kota meminta para pedagang dapat menjaga ketertiban dan kebersihan. “Kita memberi kelonggaran bagi para pedagang selama libur Idulfitri untuk berjualan di sekitar MRB agar mereka dapat meraup keuntungan. Namun ketertiban dan kebersihan kota harus tetap dijaga,” kata Aminullah, Sabtu (8/6).
Selama liburan hari raya Idhulfitri 1440 Hijriah, kata dia, di area Mesjid Raya Baiturrahman memang menjadi pusat jajan para anak-anak yang berkunjung ke Kota Banda Aceh.
Hal itu tidak terlepas dari banyaknya kunjungan wisatawan dari berbagai daerah ke Banda Aceh untuk sekadar liburan atau mengunjungi keluarganya di Banda Aceh, selain juga berwisata religi ke masjid kebanggaan masyarakat Aceh yaitu Masjid Raya Baiturrahman.
Sejumlah pedagang yang menggelar dagangannya diseputaran MRB itupun mendapatkan berkah tersendiri, dengan banyaknya anak-anak yang membeli jajan di tempat mereka.
“Selama liburan hari raya Idulfitri 1440 H seperti ini, masjid Raya Baiturrahman banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, lebih banyak dari hari biasanya pada saat inilah kami dapat banyak keuntungan,” kata Samsul, salah satu pedagang Pop Ice yang berjualan di sekitar MRB, Sabtu.
"Saya telah berjualan di sekitar masjid raya ini sejak 2006 lalu, kehadiran para wisatawan ke MRB ini mendapat berkah tersendiri bagi para pedagang yang berjualan di sekitar mesjid ini," jelasnya.
Menurut dia, di saat musim liburan seperti liburan Idulfitri dalam sehari bisa meraup keuntungan mencapai Rp 300-500 ribuan.
“Namun jika dibandingkan dengan hari-hari biasa hanya mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp100-Rp250 ribu dalam sehari,” ujarnya.
Hal senada juga dirasakan oleh Rijal, pedangang minuman dan berbagai jenis jajanan makanan ringan. Selama tiga hari usai Idulfitri ini ia berjualan lumayan ramai kalau tidak hujan. “Kalau tidak ada hujan ramai, kalau hujan agak sedikit sepi,” katanya.
Dikatakannya, selama setelah Idulfitri, kelonggaran yang diberikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh selama kurang lebih empat hingga lima hari ia manfaatkan untuk berjualan di sekitar masjid.
Ia juga membandingkan kunjungan wisatawan yang datang ke masjid raya pada Jumat (7/6)-kemarin dengan Sabtu (8/6) lebih banyak, hal ini mungkin dikarenakan hari ini dan besok menjadi hari puncak liburan Idulfitri.
Sementara itu, Nazar salah satu pedagang mainan yang berjualan di belakang masjid mengatakan, selama musim Idulfitri ini beragam jenis mainan yang ia jual itu laku dibanding dengan hari biasa.
Menurutnya, ini dikarenakan hari libur banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Banda Aceh selain bersilaturahmi ke tempat sanak saudaranya juga berkunjung ke masjid raya yang merupakan kebanggaan masyarakat Aceh.
Katanya, saat mereka berkunjung tentu tidak sendirian, tapi bersama anak-anak juga, dengan demikian bagi kami d ihari yang maaf-memaafkan ini pun mendapat berkah lain yaitu dagangan mainan yang dijual lebih banyak laku.
Dagangan yang ia jajakan seperti senjata mainan, mobil-mobilan, robot dan berbagai jenis mainan anak-anak lainnya. “Mainan-mainan ini merupakan kesukaan anak-anak, terlebih anak-anak itu yang datang dari gampong di luar Kota Banda Aceh,” ujar Nazar.