Mojokerto, Gatra.com - Belakangan viral di media sosial Instagram hingga YouTube seorang pemuda berpenampilan seperti berandalan sambil merokok membacakan ayat Al Qur'an dengan merdu. Qari atau pembaca Al Qur'an yang bernama Muhammad Hamzah (26) asal Mojokerto ini, dijuluki Berandal Qari di media sosial.
Meski berpenampilan tidak seperti Qari pada umumnya, Hamzah adalah santri Pondok Pesantren Darul Hikmah, Kedungmaling, Mojokerto yang telah sejak lama belajar Qari'ah. Bahkan sejak di jenjang Sekolah Menengah Atas telah mengikuti lomba Qiroatul Qur'an dan sering diundang membaca Al Qur'an di berbagai acara.
Bagi Hamzah sendiri, walau penampilannya mengundang kontroversi terlebih membaca Qur'an sambil merokok, menurutnya penampilan bukanlah hal yang terpenting.
"Ya saya tampil apa adanya saja mas, tidak peduli orang berkata apa, yang jelas dengan penampilan begini saya jadi bisa dengan mudah bergaul dengan banyak orang sambil sedikit-sedikit mendakwahkan Islam," ujar Hamzah saat ditemui Gatra.com, Sabtu (9/6).
Baca juga: Jejak Seni Baca Al-Quran
Hamzah mengaku, awalnya kawannya hanya iseng merekam dan menyebarkan video Hamzah yang dengan merdu melafalkan ayat Al Qur'an sambil merokok.
"Ya saya kan dimana-mana nderes (melafalkan Al Qur'an) mas, mau waktu nongkrong di Warkop atau di pesantren, teman saya merekam lalu viral," ujarnya.
Namun Hamzah mengatakan jika diundang untuk membaca Al Qur'an di acara formal ia harus menyesuaikan diri.
Pengagum Gus Dur ini kerap diundang di berbagai acara seperti pernikahan hingga pengajian. Bahkan Hamzah menyebut pernah diundang untuk membacakan Al Qur'an di Gereja hingga Klenteng.
"Saya pernah diundang dan diajak teman-teman Gusdurian Mojokerto untuk membacakan Al Qur'an di Gereja Kristen Jawi Wetan dan di Klenteng," kata anggota Komunitas Gusdurian Mojokerto ini.
Baca juga: Nagam Es Lilin
Setelah viral di media sosial, Hamzah menyebut followernya di Instagram bertambah, banyak pesan masuk mengundang membaca Al Qur'an hingga ajakan untuk rekaman.
Tetapi ia mengaku hendak terlebih dahulu fokus menyelesaikan sarjananya ketimbang sibuk memenuhi berbagai undangan dan ajakan rekaman.
"Saya sudah tiga kali pindah kampus mas, pernah kuliah di Pare, pernah di UIN Sunan Ampel, sampai akhirnya sekarang kuliah di Mojokerto, saya ingin fokus selesaikan S1 saya dulu," pungkas mahasiswa pendidikan bahasa Inggris Universitas Mayjen Sungkono ini.