Jakarta, Gatra.com - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) membangun kerja sama dan negosiasi perdagangan dengan negara lain serta meningkatkan produksi dalam negeri merupakan salah satu yang berandil meningkatkan neraca perdagangan produk pertanian selama 4 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
"Artinya, kita terus berupaya mengekspor produk pertanian baik melalui peningkatan produksi dalam negeri maupun kerja sama dan negosiasi perdagangan dengan negara lain," kata Kuntoro Boga, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (8/6).
Menurut Kuntoro, peluang kerja sama itu dibuka melalui pertemuan bilateral maupun multilateral seperti contohnnya pertemuan multilateral tingkat menteri G20 ataupun pertemuan bilateral Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dengan Menteri Pertanian Brazil, Tereza Cristina, beberapa waktu yang lalu. Dalam kesempatan itu, Menteri Amran mendorong negara Brazil membeli berbagai produk pertanian dari Indonesia.
"Pemanfaatan peluang ekspor ini harus terus dikejar supaya neraca perdagangan kita tidak defisit. Sebaliknya, kita harus mampu membuat neraca perdagangan kita meningkat," katanya.
Seperti diketahui, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dalam bentuk volume dan nilai produk pertanian. Kenaikan ini juga terjadi sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan tahun ini.
Kondisi serupa juga terjadi pada periode 5 tahun terakhir, di mana volume ekspor meningkat 9 sampai 10 juta ton di atas volume pada tahun 2013 yang hanya mencapai 33,5 juta ton, di mana tahun 2018, jumlahnya total naik menjadi 42,5 juta ton.
"Dengan kata lain, selama periode tersebut kita mampu tumbuh sebesar 26,9% atau rata-rata 5,4% per tahun," katanya.
Di samping itu, Indonesia juga tercatat mengalami surplus nilai perdagangan produk pertanian sebesar US$10,03 miliar pada tahun 2018. Selanjutnya, kondisi yang sama terjadi pada awal tahun ini, di mana bulan April 2019, volume ekspor produk pertanian telah mencapai 13,14 juta ton atau meningkat 1,84% dibandingkan Januari-April 2018.
"Melihat pergerakan ini, diperkirakan volume ekspor produk pertanian akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sebab, selama Januari-April 2019, Indonesia sudah mengalami surplus sebesar US$2,26 miliar," katanya.