Kupang, Gatra.com - Kasus bentrok berdarah warga eks Timor Timur di Kabupaten Kupang, 6 Juni 2019 lalu yang menewaskan satu orang dan 4 lainnya luka–luka memicu masyarakat Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) minta dua perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan Kera Sakti dibubarkan.
Di sisi lain, pihak DPRD NTT juga akan mengundang dengar pendapat dengan KONI dan Dinas Pemuda dan OLahraga (Dispora) Pemrov NTT. Karena ulah mereka cukup meresahkan masyarakat. “Kami dari Komisi V akan menjadwalkan untuk panggil pemerintah dalam hal ini Dispora dan KONI untuk menjelaskan keberadaan dua perguruan silat ini. Soalnya bentrok dua perguruan silat ini selalu terjadi di NTT,” kata Jimmi Sianto kepada Gatra.com, Jumat (7/5).
Dia menyebutkan pertikaian yang terus memakan korban antara dua perguruan silat di Kabupaten Kupang sudah berulangkali terjadi. Setelah pihak berkompoten, Dispora dan KONI beserta Tokoh Masyarakat mendamaikan, berselang beberapa waktu terjadi lagi dan terus berulang.
“Ini tidak bisa kita biarkan. Pemerintah harus mengambil sikap terhadap dua perguruan silat ini. Di NTT banyak sekali perguruan pencak silat. Yang lainnya tidak ada masalah dan aman–aman saja. Tetapi yang dua ini PSHT dan Kera Sakti ini selalu bentrok,” jelas Jimmi Sianto.
Selain itu, jelas Jimmi, khusus di Kabupaten Kupang dua perguruan silat ini anggotanya dari etnis tertentu, suku yang sama hanya beda Desa dan Kelurahan. “Kita sesalkan karena ulah mereka itu membuat masyarakat sekitar tidak aman. Harus mengungsi dan lainnya. Tegasnya kami akan minta dua perguruan silat ini dibubarkan khusus di Kabupaten yang keduanya sering berulah,” katanya.
Dia menyayangkan dua organisasi bela diri ini mempertontonkan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Karena itu mentalitas dari peserta dua organisasi ini patut dipertanyakan. "Secara nasional juga kami akan cek keberadaan dua peruguruan bela diri ini melalui Menpora, KONI dan IPSI," ujarnya.
Baca juga: Bentrok Berdarah Sesama Warga Eks Timtim, Satu Tewas
Bentrok berdarah yang selalu berulang ini memang membuat masyarakat Kabupaten Kupang, Belu dan Malaka anti pati dengan ulah dua perguruan silat ini. Mereka akhirnya membuat surat terbuka kepada Gubernur, Kapolda, Danrem, Kajati dan Lintas Tokoh Agama minta agar segera membubarkan dua perguruan silat ini.
“Pemprov dan Forkompinda, Tokoh Lintas Agama harus segera melakukan tindakan secara tegas terhadap organisasi yang tidak mendambakan perdamaian di bumi NTT. Karena toleransi keharmonisan masyarakat NTT ini sudah bagus. Jangan dirusak oleh sekelompok organisasi silat,” tegas mereka dalam surat terbuka melalui media sosial.
Selain di Kabupaten Kupang dari data Gatra.Com bentrok berdarah yang sama dari dua perguruan silat ini terus terjadi dan berulangkali di Kabupaten Belu dan Malaka.
Bulan lalu di lapangan umum Atambua, Belu, Pemerintah Daerah, Forkom Muspida dan Tokoh Masyarakat mendamaikan dua perguruan silat ini melalui sumpah adat, Minum darah sapi mentah.
Namun persoalan memang tak pernah selesai. Untuk kesekian kali sesama warga eks Timor Timur yang bermukim di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali bentrok. Kali ini terjadi antara warga Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur dan Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur. Akibat bentrokan ini satu tewas dan empat orang luka berat kini dalam perawatan medis di Rumah Sakit Leona dan RSU WZ Johanes Kupang.
“Pelakunya MB sudah ditangkap dan ditahan. Saat ini sementara diperiksa secara intensif oleh penyidik. Untuk mendalami kemungkinan ada tersangka lain,” kata Kapolda NTT Irjen Raja Erizman kepada Gatra.Com ( 7/6).
Menyingung soal situasi di lokasi kejadian yang masih mencekam, Irjen Raja Erizman membenarkan. Saat ini anggota Polri dan TNI lagi siaga dilapangan. Anggota Brimob lagi siaga dilokasi kejadian. Ada yan juga yang di Desa Manusak dan juga di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur.
“Situasinya memang belum kondusif. Dua kubu siaga di kampong masing–masing. Anggota lagi siaga disana. Situasinya berangsung pulih, normal. Arus transportasi darat Kupang – Atambua juga sudah kembali lancar seperti biasa. Sudah aman terkendali,” jelas Irjen Raja Erizman.