Jakarta, Gatra.com - Saat meninjau Pelabuhan Kali Adem, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengkritisi sistem ticketing kapal yang masih bersifat tradisional, yaitu dengan membeli langsung di pelabuhan.
Ia menghimbau kepada pengelola agar sistem ini diperbaiki dengan cara menjual tiket secara online. Penjualan tiket secara online juga akan memudahkan pencatatan manifes dan pengecekan penumpang.
“Jadi saya pikir suatu manajemen pertiketan belum maksimal di sini. Oleh karenanya saya menghimbau tim dari DKI untuk sistem tiketnya itu dari online saja sehingga dari awal kita sudah tahu manifesnya itu siapa dan tinggal di print saja, tidak ditulis dengan tangan. Itu perlu kita evaluasi,” ujar Budi, Jumat (7/6).
Dari pantauan Budi, pelabuhan Kali Adem Muara Karang dipenuhi warga yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu. Para penumpang kapal terlihat membawa berbagai barang bawaan seperti tas, koper, dan kardus. Bahkan menurut Budi, hari ini ada sekitar 5000 penumpang yang berlayar melalui Pelabuhan Kali Adem.
“Kami dengar biasanya di tempat ini hanya 400 penumpang, tapi kemarin mencapai 3000 penumpang bahkan hari ini sudah mencapai 5000 penumpang jadi lebih dari 10 kali lipat. Kalau dilihat dari kapasitas, masih memungkinkan untuk 5000 orang. Apabila terjadi kekurangan maka akan kita datangkan kapal lain atau kapal negara dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,” ungkap Budi.
Himbauan Menhub untuk masyarakat yang akan berlayar yakni upayakan membeli tiket melalui online, kemudian jangan memaksakan diri untuk ikut kapal yang sudah over kapasitas, selalu mengenakan life jacket saat berlayar dengan kapal, serta menjaga etika di dalam kapal.
“Jaga etika, jangan ribut, jangan bergerak dengan suatu hal yang berlebihan di dalam kapal karena kita tidak tau pada suatu saat tertentu ada ombak, jadi ketenangan dari masyarakat itu penting,” himbau Budi.
Sedangkan untuk pemilik kapal, Budi menghimbau agar menomorsatukan keselamatan dari pada keuntungan semata dengan memperhatikan kondisi kelaikan kapal dan lakukan pengawasan secara rutin.
"Kepada pemilik kapal, hari-hari ini adalah hari dimana mereka memetik keuntungan. Tapi harus diingat bahwa dalam transportasi, keselamatan adalah satu keharusan, jadi jangan abaikan itu," kata Budi Karya.
Maka dari itu,lanjut Budi Karya, pertama kali pemilik harus perbaiki dan rawat kapal sesuai dengan standar, dan harus dilakukan rampcheck, rekrut nahkoda yang memiliki kualifikasi, kemudian melakukan kegiatan pendaftaran secara online. "Serta terakhir awasi mereka yang melakukan kegiatan ini. Jadi owner kapal jangan hanya dirumah, tapi lihat juga ke lapangan apa yang dilakukan oleh pegawai-pegawainya,” pungkas Menhub.