Jakarta, Gatra.com - Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedy Prasetyo mengatakan, pelaku amaliyah di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, RA alias Rofik Asharudin belajar merakit bom dari video YouTube. RA juga sering bertukar komunikasi dengan pelaku lainnya lewat jejaring media sosial.
"Tersangka mempelajari cara merakit bom di internet melalui YouTube dimana sudah ada automate bom yang didalamnya terdapat beberapa paket hingga membuat detonator dan tersangka saling bertukar informasi ataupun pengalaman dengan lonewolf lainnya," jelas Dedy kepada wartawan di Mabes Polri, Jumat (7/6).
Untuk mengantisipasi aktivitas terorisme, polisi beserta sejumlah stake holder terus melakukan antisipasi lewat preventif strike. Untuk RA sendiri, sambung Dedy, belum bisa dimintai keterangan secara utuh meski dia sudah berangsur-angsur pulih dan stabil.
"Kita belum bisa meminta keterangan lebih lanjut terhadap dirinya. Sehingga proses pembukaan informasi dalam handphone tersangka yang sebelumnya sudah dirusak oleh dirinya menjadi terhambat," tambah Dedy.
Polisi mensinyalir, remaja 22 tahun ini menggunakan akun facebook untuk saling bertukar informasi dengan pelaku yang statusnya sebagai 'lonewolf.' Soal hubungan RA dengan jejaring teroris seperti JAD atau lainnya juga tidak bisa dipastikan.
"Hal tersebutlah yang sedang kami dalami," tegas jendral bintang satu ini.