Solo, Gatra.com - Rofik Asharuddin, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, terpapar paham radikal melalui media sosial. Pemuda 22 tahun ini bahkan sempat mengajak keluarganya untuk mengikuti paham tersebut.
"Paham radikal ini sangat mudah masuk melalui media sosial. Sangat rentan kepada warga kita terutama kaum muda," ucap Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat ditemui di Solo, Rabu (5/6).
Menurut Kapolda, berdasarkan keterangan dari keluarga, keseharian Rofik sangat tertutup. "Termasuk dengan keluarganya," ucapnya.
Baca Juga: Sebelum Meledakkan Diri, Rofik Mau Potong Rambut
Rofik anak kedua dari tiga bersaudara. Selama ini, ia tinggal bersama kedua orang tua. Menurut Rycko, orang tua hanya tahu Rofik sering pergi ke pengajian. Namun setelah diselidiki, Rofik hanya datang ke masjid untuk salat.
"Sebenarnya ibu dan kakaknya juga pernah diajak mengikuti ajarannya, namun keduanya tidak mau. Mereka tahu hal itu tidak benar," ucapnya.
Untuk itu Rycko mengimbau masyarakat benar-benar waspada. Sebab radikalisme bukan hanya masuk melalui kelompok atau perorangan. "Saat ini radikalisme sudah masuk melalui media sosial dengan mempengaruhi orang per orang," ucap Rycko.