Tanjungpinang, Gatra.com - Puluhan pemuda Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau diduga menjadi korban penipuan penyaluran tenaga kerja di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kalau ingin menjadi anggota Satpol PP, mereka wajib membayar Rp10 juta, begitulah iming-iming yang ada. Tak kurang dari 50 pemuda masuk perangkap iming-iming ini.
Kepada Gatra.com di Tanjung Pinang ibukota Provinsi Kepri, salah seorang korban, Leonardus Valenko 24 bercerita, ia beserta puluhan pemuda lainnya diminta oleh Sulaiman alias Leman untuk membayar Rp10 juta dan dijanjikan akan menjadi anggota Satpol PP Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.
"Saya dapat info penerimaan anggota Satpol PP itu pada akhir pertengahan Oktober 2018. Kemudian bertemu Leman pertama kali pada akhir November dan langsung memberikan uang muka Rp3 juta dan sisanya akan saya angsur," katanya Selasa (4/6).
Tak lama setelah membayar uang tadi, Leonardus dan sembilan remaja lain diajak Leman menjumpai Kepala Satpol PP Provinsi Kepri, M Subandi. Mereka bertemu di ruangan Subandi.
"Saat itu dia (Kasatpol PP) mengatakan bahwa penerimaan calon anggota Satpol PP hanya diperuntukkan bagi masyarakat Kelurahan Dompak. Tapi kami dijanjikan akan disisipkan dengan persyaratan mengikuti apa yang dikatakan Leman," ujar Leonardus.
Lepas ketemuan, Leonardus bersama para pemuda tadi pun ditugaskan berjaga di bundaran dan di Jembatan Dompak, Tanjungpinang.
Ada sekitar dua bulan mereka berjaga dari pukul 17:00 WIB hingga 22:00 WIB. Hanya saja kata Leonardus, pada saat berjaga, mereka hanya pakai pakaian biasa dan selama bekerja mereka tidak menerima gaji.
"Walau didampingi Komandan pleton (Danton), waktu jaga kami tak mengenakan seragam Satpol PP dan hanya menggunakan bet nama saja. Di bet nama itu ada logo Satpol PP," terangnya.
Suatu hari, Leonardus mendatangi Leman di sebuah rumah makan di Jalan Wiratno, Tanjungpinang setelah muncul kabar bahwa beberapa di antara mereka sudah ditipu Leman. Saat ketemu dengan Leman itu, kebetulan dia sedang bersama Subandi.
"Danton kami bilang dia kasihan sama kami lantaran selama dua bulan ini sebenarnya sudah ditipu Leman. Gara-gara itulah makannya kami langsung mendatangi Leman yang saat itu berada tak jauh dari lokasi kami jaga," katanya.
Tapi Leman menyangkal informasi itu. Leman mencoba membujuk Leonardus dan bujukan itu diamini Subandi. "Sabar sajalah dulu," begitu kata Subandi.
Mendengar omongan Subandi tadi, Leonardus dan rekannya kembali berjaga meski lagi-lagi mereka tidak menerima gaji.
Namun kesabaran tadi ternyata berbuah pahit setelah Leman menghilang. Dijumpai di rumahnya pun, Leman sudah tidak ada. Dari situ muncul lah niat melaporkan persoalan itu ke polisi.
"Tapi di Polres Tanjungpinang, kami malah diarahkan untuk mengonfirmasikan persoalan itu ke Kasatpol PP dahulu. Sementara saat mendatangi ruangan Kasatpol PP, kami malah tak diizinkan masuk karena belum ada janji," ujar Leonardus.
Kepada Gatra.com, Subandi membantah apa yang diceritakan Leonardus tadi. Subandi mengaku memang kenal dengan Leman tapi tidak memiliki kedekatan khusus.
"Kalau memang ada pihak yang dirugikan silakan saja laporkan polisi. Penerimaan calon anggota Satpol PP sama sekali tak dikenai biaya," katanya.
Saat disinggung mengenai pertemuannya dengan Leman di salah satu rumah makan di Jalan Wiratno, Subandi mengaku bahwa dia bertemu dengan orang banyak.
"Dari mulai RT/RW sampai pejabat pun banyak yang bertemu dengan saya. Itu semua hanya pertemuan biasa," tegasnya.
Subandi pun mengancam akan melaporkan orang-orang yang membawa nama Satpol PP Provinsi Kepulauan Riau untuk mengambil keuntungan pribadi dan merugikan orang lain.
"Jadi itu korban silakan melapor ke polisi. Terlibat atau tidaknya saya, bersalah atau tidaknya saya biarlah jadi urusan penyelidikan polisi," tantangnya.
Tapi sejurus kemudian, dia malah meminta para korban untuk ikhlas dan tawakal saja. "Ke depannya bagi siapapun yang hendak menjadi anggota Satpol PP Kepulauan Riau supaya mendaftarkan diri di tempat yang tepat," pintanya.
Reporter: Fathur Rohim