Kinshasa, Gatra.com - Lebih dari 2.000 kasus ebola tercatat sejak penyakit ini menyebar di Republik Demokratik Kongo bagian timur 10 bulan lalu.
Kementerian Kesehatan Kongo mengatakan Senin malam mereka telah mencatat lebih dari 2.000 kasus Ebola, dua pertiganya telah berakibat fatal, sejak penyakit itu menyebar di negara itu.
Menteri Kesehatan Kongo Oly Olunga Kalenga beberapa waktu lalu mengatakan wabah Ebola seperti naga berkepala ganda. Berbicara lewat seorang penerjemah, ia mengatakan wabah itu awalnya muncul di satu tempat di Mangina, tetapi kemudian muncul juga di beberapa tempat lain.
"Sejak awal epidemi, jumlah total kasus adalah 2.008, di mana 1.914 telah dikonfirmasi [oleh uji laboratorium] sementara 94 sisanya masih kemungkinan terjangkit," katanya dalam sebuah pernyataan yang diwartakan AFP (04/06).
"Secara keseluruhan, ada 1.346 kematian (1.252 dikonfirmasi dan 94 kemungkinan) dan 539 orang telah pulih," ujarnya
Kementerian Kesehatan mengatakan penting untuk mempertahankan perspektif keseluruhan, meskipun ada pelanggaran ambang simbolik 2.000 kasus. "Dalam beberapa pekan terakhir, trennya positif, meskipun kewaspadaan masih diperlukan," katanya.
Ada sedikit serangan pada tim Ebola oleh kelompok-kelompok bersenjata, yang berarti petugas kesehatan telah "memulihkan waktu yang hilang untuk menahan penyebaran epidemi," katanya.
Epidemi ini pertama kali dinyatakan di provinsi Kivu Utara pada 1 Agustus dan kemudian menyebar ke negara tetangga Ituri, meskipun belum ada kasus di negara-negara tetangga.
Upaya-upaya untuk mengatasi krisis telah terhambat baik oleh serangan-serangan milisi terhadap pusat-pusat perawatan, di mana sejumlah staf telah terbunuh, dan oleh permusuhan beberapa orang lokal terhadap tim-tim medis.
Wabah ini adalah yang ke-10 di Republik Demokratik Kongo sejak penyakit ini diidentifikasi pada tahun 1976. Ini adalah rekor terburuk setelah epidemi yang melanda tiga negara Afrika antara 2014-2016 dan menewaskan lebih dari 11.300 orang.