Sukoharjo, Gatra.com - Rofik Asharuddin (22), terduga pelaku bom bunuh diri di pos polisi Tugu Tani, Kartasura, adalah seorang pemuda pengangguran. Namun menurut tetangganya, Rofik pernah menerima Bidikmisi, beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu dengan prestasi baik.
Baca juga: Terduga Bomber Kartasura Seorang Pengangguran 22 Tahun
Setelah masuk kuliah sehari, Rofik disebut tidak melanjutkan pendidikannya. Rofik dikenal sebagai pemuda dengan pribadi tertutup sejak lulus sekolah tiga tahun lalu. Di mata tetangga, Rofik dikenal sebagai pemuda biasa saja tanpa tabiat yang tak lazim.
"Saat masih sekolah biasa saja. Namun setelah lulus menjadi pendiam," ucap Endang (26) tetangga Rofik, Selasa (4/6).
Rofik tinggal di rumah orang tuanya, Muhtadi, warga asli kampung setempat, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo. Sang ayah menghidupi keluarga dengan menerima jasa jahit pakaian.
Endang mengatakan saat kecil dia sering bermain dengan Rofik. "Usia kami tidak terpaut jauh. Dia usianya di bawah saya empat tahun," ucapnya.
Baca Juga: Terduga Bomber Kartasura: Kurang Gaul, Suka Pergi Malam-malam
Setelah lulus sekolah di MAN 2 Solo tiga tahun silam, Rofik menjadi penerima beasiswa Bidikmisi di IAIN Surakarta. Namun entah karena apa Rofik hanya sehari masuk kuliah dan kemudian berhenti.
Rofik juga sempat berjualan gorengan di Pasar Gede, Solo. "Padahal orang tuanya ingin Rofik kuliah," ucap Endang.
Kepala Dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Sudalmanto, menambahkan bahwa orang tua Rofik ingin anaknya melanjutkan pendidikan. Namun Rofik enggan berkuliah.
"Memang anaknya susah diatur. Berhenti kuliah itu juga keinginannya sendiri," ucap Sudalmanto
Sudalmanto terkejut saat mendapat kabar Rofik sebagai terduga pelaku bom di pos polisi Kartasura Senin (3/6) malam. Ia tidak menyangka tetangganya tersebut yang diduga meledakkan pos polisi. "Bahkan kami tahunya dari media sosial," ucapnya.
Reporter: Novita Rahmawati