Sukoharjo, Gatra.com - Rofik Asharuddin (22), terduga pelaku bom bunuh diri di pos polisi Tugu Tani, Kartasura, dikenal sebagai pemuda yang tertutup. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Surakarta, Rofik menjadi pemuda pendiam, tak banyak bergaul, tapi belakangan kerap pergi saat malam.
Kepala Dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Sudalmanto mengatakan, Rofik lulus sekolah sekitar tiga tahun lalu. Sejak lulus sekolah, Rofik tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Sejak lulus sekolah tidak bekerja, kadang hanya menulup (berburu) burung," ucapnya saat ditemui usai penggeledahan rumah Rofik, Selasa (4/6) siang.
Baca juga: Terduga Bomber Kartasura Seorang Pengangguran 22 Tahun
Namun, kata dia, Rofik sempat membuka usaha jualan gorengan. Tanpa alasan jelas usaha itu kemudian ditutup.
Rofik tergolong jarang berinteraksi dengan tetangga. Menurut Sudalmanto, Rofik juga tidak pernah terlihat salat berjemaah di masjid kampung. "Sejak dulu memang dikenal tertutup," ucapnya.
Endang, tetangga Rofik, yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter, dari rumah Rofik, berkata senada. "Kalau salat tidak pernah di (masjid) sini. Selalu pergi. Katanya sering pergi ke Pasar Gede," ucapnya.
Menurut Endang, Rofik dulu berjualan gorengan di Pasar Gede. Setelah tidak berjualan, Rofik masih sering beraktivitas di Pasar Gede. Namun saat ini pemuda kelahiran 1997 itu enganggur.
"Sekarang sudah tidak kerja. Kalau siang di rumah, tapi kalau malam selalu pergi," ucapnya.
Baca juga: Pelaku Bom Kartasura Masuk Katagori Milenial Lone Wolf
Upaya bom bunuh diri di pos pengamanan Lebaran di pertigaan Kartasura, Sukoharjo, Senin (3/6) malam, gagal. Bom berdaya ledak rendah Rofik hanya melukai dirinya, sedangkan tujuh polisi di sekitar pos selamat.
Dalam jumpa pers Selasa siang, Polri menyebut kondisi Rofik stabil dan perawatan dipindahkan ke Semarang. Rofik disebut mendukung paham negara Islam, ISIS.
Reporter : Novita Rahmawati