Jakarta, Gatra.com – Sejumlah pedagang baju lebaran tahun ini mengeluhkan kurangnya pembeli di pasar Tanah Abang akibat kerusuhan pada 21-22 Mei lalu
Sinta, pedang pakaian gamis membandingkan jika tahun lalu angka penjualan pakaiannya meningkat dibanding tahun ini. Jika pada tahun lalu ia bisa memetik keuntungan sebesar Rp50 juta sehari. Namun tahun ini hanya bisa memperoleh Rp5-10 juta sehari.
"Tahun kemarin biasanya mencapai Rp50 juta sehari. Sekarang mau Rp10 juta saja susah. Mungkin karena Pemilihan Presiden (Pilpres 2019). Dari (aksi) 22 Mei itu turun, ngaruh juga sampai sekarang," kata Sinta di Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Senin (3/6).
Sinta yang sudah dua tahun berdagang pakaian Muslimah di Pasar Tanah Abang, menyebut tiga hari sebelum puasa, ada sedikit kenaikan penjualan. Namun, saat memasuki bulan puasa, jumlahnya semakin menurun. Apalagi ditambah tutupnya beberapa toko akibat aksi 22 Mei lalu.
“Sejak kejadian kerusuhan itu, penjual jadi males datang ke tanah abang,” katanya.
Kendati Sinta menyuebut pakaian gamis memang banyak peminatnya dibanding pakaian lainnya. Peminat gamis dengan model gaya turki itu tak hanya diminati warga asal Jakarta, tapi juga beberapa pembeli lainnya dari luar kota, seperti Medan, Banjarmasin, Pontianak, Palembang. Ada juga pembeli dari luar negeri, seperti dari Malaysia dan Thailand.
Sinta berharap pasca lebaran, pembeli kembali meramaikan pasar tanah abang apalagi menjelang lebaran haji yang terhitung beberapa bulan lagi.
"Mudah-mudahan dollar juga turun karena itu juga berpengaruh pada pembeli. Kami harapkan pembeli kembali ramai seperti tahun-tahun kemarin," kata Sinta.