Home Ekonomi Pengunjung Keluhkan Kesemerawutan Jalan Stasiun ke Pasar Tanah Abang

Pengunjung Keluhkan Kesemerawutan Jalan Stasiun ke Pasar Tanah Abang

Jakarta, Gatra.com - Menjelang Idulfitri, suasana Pasar Tanah Abang masih ramai dikunjungi pengunjung dari beragam daerah. Aulia (20) dan Fitri (19), misalnya. Kakak beradik ini rela menempuh perjalanan dari Parung, Bogor, hanya untuk berbelanja di pasar murah itu.

Keduanya mengaku sudah tiba sejak pukul 09.00 WIB dengan menggunakan kereta commuterline. Saat tiba di Stasiun Tanah Abang, Aulia menyebut suasananya sangat tidak kondusif.

Ketidakkondusifan itu dikarenakan banyak pedagang obral busana yang menggelar lapak di depan stasiun. Barang-barang yang dijual dengan murah itu mampu menyedot perhatian pengunjung. Alhasil, para penumpang yang turun dari Stasiun Tanah Abang dan hendak berjalan ke pasar, seperti Aulia dan Fitri, kewalahan.

"Tadi dari Stasiun (Tanah Abang) ke pasar. Di pasar itu sama sekali tidak bisa lihat apa-apa. Banyak orang berdesakan, jadi kita mau memilih (barang) juga enggak bisa sama sekali," ujar Aulia di kawasan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/6).

Padahal, ini bukan kali pertama bagi Aulia mengunjungi Pasar Tanah Abang saat bulan puasa. Sebelumnya, kondisi pasar tersebut jauh lebih ramai. Namun ia tak menyangka, saat banyak orang dan pemilik toko yang sudah pulang kampung, suasana masih ramai juga.

"Harusnya pada naik ke atas, atau nyewa ruko di sini. Kan lebih tertata, lebih bagus," terang Aulia.

Senada dengan sang kakak, Fitri menilai ramainya lapak tersebut karena asumsi masyarakat yang menganggap barang obral jauh lebih murah dibandingkan barang di toko.

"Itu kan harga bawah. Mungkin dikira orang-orang itu lebih murah. Tapi di sini (ruko) harganya sama saja," papar Fitri.

Lebih lanjut, Fitri menjelaskan dirinya dan sang kakak memang sengaja berbelanja baju lebaran di Pasar Tanah Abang karena harganya jauh lebih murah dibandingkan di sekitar tempat tinggalnya.

Lebaran tahun lalu keduanya hanya berbelanja di kawasan Depok. Fitri sendiri mengaku ini kali pertamanya ke Pasar Tanah Abang untuk membeli baju gamis dan celana panjang.

"Tahun lalu beli baju di Depok, lebih mahal. Di sini lebih murah, merasa terbantu," ungkap mahasiswi UIN Jakarta ini.

513