Home Kesehatan Mengenal Kanker Darah, Penyakit yang Dilawan Ani Yudhoyono Hingga Wafat

Mengenal Kanker Darah, Penyakit yang Dilawan Ani Yudhoyono Hingga Wafat

Jakarta, Gatra.com - Kabar duka datang dari keluarga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sang istri, Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono, menghembuskan napas terakhir pada Sabtu, (1/6) pukul 11.50 waktu Singapura.

Saat ini, jenazah mendiang tengah dibawa ke Tanah Air menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Rencananya, putri Letjen (Purn) Sarwo Edhi Wibowo itu akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6).

Ani Yudhoyono wafat di usia 67 tahun setelah berjuang melawan kanker darah yang dideritanya sejak empat bulan terakhir. Ani Yudhoyono sempat mendapatkan perawatan intensif di National University Hospital (NUH), Singapura.

Baca juga: Jokowi: Ibu Ani Yudhoyono Perempuan Teladan

Sebelum meninggal dunia, tim dokter gabungan dari Indonesia, Singapura, dan ahli dari Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa kondisi ibu dua anak itu sempat membaik. Namun sejak Jumat malam (31/5) kondisi Ani Yudhoyono dikabarkan semakin menurun.

Lantas, bagaimana 'cara kerja' kanker darah yang menggerogoti Ani Yudhoyono hingga wafat? Dilansir dari laman Cancer Centre, kanker darah atau yang biasa disebut kanker hematologi bersumber dari sumsum tulang belakang yang merupakan tempat darah diproduksi.

Kanker darah terjadi ketika sel-sel darah abnormal mulai tumbuh di luar kendali, mengganggu fungsi sel darah normal, yang melawan infeksi hingga akhirnya menghasilkan sel darah baru.

Adapun jenis kanker darah ini dibagi menjadi empat bagian, yakni leukimia, Limfoma non-Hodgkin, Limfoma Hodgkin, dan myloma ganda.

Leukimia adalah kanker darah yang berasal dari darah dan sumsum tulang. Kanker ini terjadi ketika tubuh menciptakan terlalu banyak sel darah putih abnormal dan mengganggu kemampuan sumsum tulang untuk membuat sel darah merah dan trombosit.

Sementara Limfoma non-Hodgkin, adalah kanker darah yang berkembang dalam sistem limfatik dari sel yang disebut limfosit, sejenis sel darah putih yang membantu tubuh melawan infeksi.

Tak berbeda jauh dengan Limfoma Hodgkin, kanker darah ini berkembang dalam sistem limfatik dari sel yang disebut limfosit. Namun Limfoma Hodgkin ditandai oleh adanya limfosit abnormal yang disebut sel Reed-Sternberg.

Sedangkan yang terakhir, myloma ganda atau multiple myloma adalah kanker darah yang terdapat pada sel plasma darah, sejenis sel darah putih yang dibuat di sumsum tulang belakang.

Sementara itu, untuk mengetahui ciri-ciri kanker darah secara umum, bisa diketahui melalui tanda berikut:
- Demam, menggigil
- Kelelahan terus-menerus, kelemahan
- Kehilangan nafsu makan, mual
- Penurunan berat badan secara drastis
- Berkeringat di malam hari
- Nyeri tulang / sendi
- Ketidaknyamanan perut
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Infeksi
- Kulit gatal atau ruam kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.

Sebagaimana penyakit kanker lainnya, penyebab kanker darah sebenarnya belum bisa diketahui secara pasti. Beberapa ahli justru menyebut penyebab penyakit itu karena genetik dan perubahan dalam DNA.

Baca juga: Ani Yudhoyono Wafat

Bertolak dari penelitian itu, maka sesungguhnya belum ada pengobatan atau resep paten untuk menanganinya. Kendati begitu, beberapa ahli tetap mencari jalan untuk menyembuhkan, atau setidaknya menjinakkan penyakit ini. Berikut metode penyembuhannya:

Transplantasi sel induk 
Transplantasi sel induk menanamkan sel-sel induk pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh. Sel induk dapat dikumpulkan dari sumsum tulang, darah yang bersirkulasi, dan darah tali pusat.

Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat antikanker untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Kemoterapi untuk kanker darah sering kali ditangani dengan obat secara bersamaan dalam pola yang sudah ditetapkan. Perawatan ini juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel induk.

Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker atau untuk menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang menimpa penderita. Cara ini juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel induk.

266