Home Gaya Hidup Jalin Persaudaraan, Aktivis Gereja Semarang Buka Posko Mudik

Jalin Persaudaraan, Aktivis Gereja Semarang Buka Posko Mudik

Semarang, Gatra.com - Aktivis Gereja Kota Semarang membuka posko mudik untuk beristirahat bagi pemudik. Fasilitas yang disediakan cukup komplet, dari makan minum hingga pijet gratis. 
 
Koordinator Posko Mudik Bersama Peduli Kasih, Djoko Supono, mengatakan bahwa pelayanan kepada para pemudik  itu dilakukan secara rutin setiap menjelang Lebaran sejak 11 tahun silam . Tujuannya  adalah untuk menghormati dan melayani umat Islam yang akan merayakan Lebaran di kampung halaman masing-masing. 
 
"Kami dari GKI Gerefoormad, dan GKI Karangsaru, ini tahun ke-11 kami memberikan pelayanan posko mudik kepada kaum muslim. Ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap para pemudik," kata Djoko saat di temui di Posko Mudik Bersama Peduli Kasih di Jalan Sultan Agung, Semarang, Sabtu (1/6). 
 
Pria yang berusia 70 tahun tersebut  menyatakan, fasilitas yang diberikan semua gratis. Semua dibiayai oleh para donatur dari kedua gereja:  GKI Gerefoormad, dan GKI Karangsaru.  "Ada makan, minum, bengkel, toilet, kesehatan, ada pijat refleksi. Semua gratis. Kita buka 24 jam," katanya. 
 
Djoko mengaku, tahun ini pemudik yang mampir di Posko Peduli Kasih tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut karena menurunnya jumlah  pemudik motor yang melintasi kota semarang. "Dua tahun ini paling 100 pemudik per hari. Kalau dulu, bisa sampai 200-an pemudik yang mampir. Karena kebanyakan yang mampir pemudik motor, mungkin mereka sudah ikut mudik bareng," ujarnya. 
 
Dalam melayani  muslim  yang  mudik, para relawan dari aktivis gereja secara bergantian berjaga dan  membuatkan makanan. "Intinya kita berbagi kasih kepada mereka. Kita tidak melihat dari mana, orang mana, semua pemudik silakan. Ini seperti pesan moral dari kami. Jangan sampai ada perpecahan," ucapnya. 
 
Pemudik asal Pasar Rebo Jakarta, Miftakhul Khoiri, mengaku senang bisa mampir untuk beristirahat di posko tersebut. Selain pelayanan yang ramah, ia juga mendapatkan fasilitas yang komplet. "Kami mau mudik ke Salatiga. setiap tahun mudik pakai motor. Tadi jalanan ramai  langsung mampir aja. karena bawa anak kecil setiap 30 menit berhenti, istirahat," katanya. 
 
26