Temanggung, Gatra.com - Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq berpendapat gelombang kampanye anti tembakau yang makin terus digulirkan, nampaknya akan terus mental jika disuarakan di Temanggung. Tembakau bagi masyarakat Temanggung bukan hanya masalah ekonomi dan budaya semata.
"Tembakau adalah bagian dari harga diri masyarakat Temanggung itu sendiri. Jika harga tembakau miring, rasa percaya diri masyarakat akan terseok-seok. Sebaliknya jika harga naik, rasa percaya diri orang Temanggung akan dengan sendirinya naik," katanya, Jumat (31/5) dalam acara diskusi Selamatkan Petani Tembakau, Selamatkan Indonesia di Desa Losari, Tlogomulyo, Temanggung.
Menurutnya jika melihat tembakau dari sisi sosial antara konflik kaum borjuis yang bermoral dengan kelas terbawah yakni petani tembakau sendiri, khusus di Temanggung, kemelut masalah ini masih cukup sulit terurai sampai hari ini.
"Tapi meski rumit, Pemerintah Kabupaten Temanggung akan terus meraba-raba dan mencari cara untuk menemukan solusi mengatasi masalah ini," akunya.
Bupati Muhammad Al Khadziq mendorong pengarusutamaan tembakau agar menjadi isu nasional. Tak hanya bergolak di Temanggung saja, tembakau harus bisa duduk setara dengan komoditi lain seperti bawang, kopi, cabai, dll.
Meski, ruang promosi untuk tembakau sudah semakin sempit. Iklan tembakau sudah tidak diperbolehkan. Adegan merokok dalam sesapapun di media televisi, online, maupun cetak, semuanya sudah harus dikaburkan.
"Ndak apa-apa. Kita promosikan tembakau Temanggung dengan cara off air terus, salah satunya seperti ini," ajaknya yang disambut tepuk tangan dan sorak warganya.
Budayawan Mohamad Sobary berpandangan perlawanan terhadap tekanan produk tembakau harus diberikan untuk menyelamatkan hasil pertanian tembakau yang merupakan komoditas utama Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pasalnya, tekanan secara regulatif terhadap tembakau semakin kesini semakin menunjukkan progresif.
"Ada tiga model perlawanan yang bisa diberikan. Yakni perlawanan secara politis, perlawanan secara akademis dan yang ketiga perlawanan yang harus kita lakukan. Yakni perlawanan dengan guyon," kata budayawan yang akrab disapa Kang Sobary.
Menurut Sobary cara perlawanan guyon yakni model perlawanan dengan joke, sindiran dan analisis yang enteng-enteng. "Jadi, nanti nyinyir dan nganyelke. Mereka yang menekan jadi marah tapi tidak bisa menuntut," terangnya.
Dijelaskan ia, selain perlawanan melalui jalur ini, jalur politik sebagai bentuk perlawanan juga harus diberikan. APTI dan sejumlah politisi dari berbagai partai politik telah melakukan perlawanan secara politik.
"Pak Jokowi saya yakin mampu dan berpihak pada para petani tembakau. Kita tinggal bagaimana memberikan masukan-masukan untuk beliaunya. Kami akan berusaha memberi masukan tersebut agar kebijakan beliau semakin kuat membela kita," imbuhnya. Perlawanan lainnya harus diberikan dari sisi seni dan budaya. Model perlawanan ini diberikan melalui hasil karya seni yang diolah sedemikian rupa untuk membawa misi-misi pertanian dan pertembakauan.
"Orang Temanggung jago bikin karya seni seperti sendratari atau jathilan. Ini bisa diolah untuk melakukan pembelaan terhadap pertanian tembakau," jelasnya.
Ketua DPN APTI Agus Parmuji menambahkan, sebagai representasi dari petani pihaknya terus melakukan pendampingan dan perlawanan terhadap tindakan represif secara kebijakan terhadap tembakau. "Berbagai langkah telah diupayakan untuk melindungi tembakau dan produk tembakau," ucapnya.