Home Setelah Jagung, Kementan Dorong Sumbawa Ekspor Banyak Komoditas Unggulan Lainnya

Setelah Jagung, Kementan Dorong Sumbawa Ekspor Banyak Komoditas Unggulan Lainnya

Sumbawa, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) agar mengekspor komoditas lainnya setelah sukses mengekspor jangung ke mancanegara.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil, dalam keterangan pers yang diterima Gatra.com di Jakarta, Kamis (30/5), menyampaikan harapan tersebut karena Sumbawa mempunyai sejumlah komoditas unggulan selain jagung.

Menurutnya, sesuaiI data lalu lintas dari sistem otomasi perkarantinaan, QFAST di Karantina Pertanian Sumbawa, kabupaten ini juga mempunyai 4 komoditas pertanian unggulan lainnya yakni sarang burung walet, akar jarak merah, daun sisal, dan bungkus.

"Meski masih banyak yang belum dikirim langsung lewat Sumbawa, semoga upaya silaturahmi kita ini membuahkan hasil," kata Jamil, saat lepas ekspor komoditas pertanian di kantor bupati Sumbawa, NTB, Rabu (29/5).

Jamil memaparkan pada 2018, ekspor jagung dari Sumbawa mencapai 109.800 ton atau senilai Rp384,3 miliar. Sedangkan sarang burung walet dominan dikirim ke Tiongkok namun via Surabaya sebanyak 8,14 ton senilai Rp122,1 miliar, akar jarak merah yang banyak dimanfaatkan untuk kesehatan asal Kabupaten Dompu dan Bima, dengan nilai ekspor Rp330 juta tujuan Prancis, Jerman, dan Australia via Denpasar.

Ada lagi yang potensi yang khas yakni Daun sisal (Agave sisalana), komoditas yang memiliki serat yang kuat ini banyak berasal dari Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Di negara tujuan ekspornya banyak digunakan sebagai tali tambang kapal, walpaper, bahan tekstil, karpet, dan kerajinan. Pada 2018, total ekspor sebanyak 74 ton atau senilai Rp. 1,274 miliar.

Juga yang khas adalah daun bungkus, digunakan untuk herbal diekspor ke Jepang dan Timor Leste via kantor pos. Pada 2018, pengiriman hanya 2 kg namun senilai Rp80 juta.

Jamil juga memaparkan upaya strategis yang dilakukan untuk peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian. Pertama, dengan meningkatkan jumlah eksportir, terutama di kalangan generasi milenial bangsa.

Kedua, dengan meningkatkan diiversifikasi atau keberagaman komoditas/produk dengan minimal produk setengah jadi. Contohnya seperti daun sisal tadi, baiknya diekspor sudah dalam bentuk tali tambang kapal dan sebagainya.

Selanjutnya, langkah strategis ketiga, yakni dengan peningkatan frekuensi pengiriman komoditas pertanian. Keempat, dengan meningkatkan volume komoditas dan terakhir atau kelima, adalah membuka akses pasar kenegara- negara tujuan ekspor lainnya.

"Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, Barantan terus lakukan upaya membuka akses pasar dengan lakukan harmonisasi aturan perkarantinaan di negara-negara tujuan ekspor baru," ungkapnya.

Kepala Karantina Pertanian Sumbawa, Ida Bagus Putu Raka Ariana, menambahkan, bahwa selain lima komoditas unggulan tersebut, masih ada potensi lain yang dapat dikembangkan, yakni sapi potong, kerbau potong, kuda potong, madu, susu kuda liar, kopi tepal, bawang merah, dan porang.

Pada acara yang dihadiri oleh Bupati Sumbawa, H.M Husni Djibril, B.Sc., itu Kementan melepas ekspor sarang walet sebanyak 23 kg tujuan Hongkong via Surabaya senilai Rp345 juta. Juga akar jarak merah sebanyak 2 kg tujuan Paris via Denpasar senilai Rp4 juta. Total nilai ekspor dari Sumbawa hari itu sebesar Rp349 juta.

Husni, dalam sambutannya mengapresiasi upaya Kementan dalam mendorong produk lokal tembus pasar mancanegara. Pihaknya melalui SKPD, siap mendorong para calon eksportir dalam meningkatkan geliat pertumbuhan ekonomi lewat komoditas pertanian unggulan di wilayahnya.

"Ekspor merupakan salah satu cara agar petani dan peternak mendapatkan harga yang pantas, sehingga kesejahtaraan dapat terdongkrak," ujarnya.

Jamil kembali menekankan bahwa Kementan lewat Barantan siap memberikan informasi dan bantuan terkait proses karantina. Jika membutuhkan bantuan lain, seperti teknologi budi daya, kebutuhan bantuan benih dan alat, serta kebutuhan lainnya, jajarannya siap memberikan fasilitas koordinasi dengan instansi Kementerian Pertanian, baik daerah maupun pusat.

Jamil juga menyampaikan bahwa pemda dapat memanfaatkan aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) yang sudah disiapkan Barantan agar daerah mampu melihat potensi komoditas ekspor di daerahnya secara real time.