Home Teknologi Dosen UMP Temukan Pembibitan Kelapa Kopyor dengan Teknik Kultur Jaringan

Dosen UMP Temukan Pembibitan Kelapa Kopyor dengan Teknik Kultur Jaringan

Purwokerto, Gatra.com – Kelezatan kelapa kopyor telah banyak dikenal orang. Harganya pun lebih tinggi dari kelapa biasa. Sayangnya, masyarakat tidak bisa membibit kelapa kopyor. Mereka hanya bisa mencari bibit dari pohon-pohon yang berbuah kopyor.

Kesulitan untuk pembibitan kelapa kopyor itu kini telah berakhir dengan keberhasilan pembibitan kopyor oleh dosen dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sisunandar PhD. Ia berhasil membibit kelapa kopyor dengan sistem kultur jaringan.

Keberhasilan itu dibuktikan dengan panennya kelapa kopyor bersama Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, di Science Techno Park UMP, pada awal Mei 2019 ini.

Hasil penelitian berawal dari disertasi S3 Sisunandar  di Australia pada  2008. Ia  telah meneliti kelapa sejak 2004. Total delapan tahun Sisundandar meneliti dan akhirnya berhasil membudidayakan kelapa kopyor dengan sistem kultur jaringan.

“Sebenarnya pada  2011 sudah berhasil, namun dibutuhkan proses pembibitan sampai menuai hasil pada  2012. Salah satu hasilnya adalah yang di tanam di kantor pusat UMP. Itu yang pertama kalinya ditanamkan,” katanya, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima  Gatra.com.

Menurut dia, kelapa kopyor merupakan plasma nutfah unggul yang bernilai ekonomi tinggi. Popularitas dan tingginya harga kelapa kopyor dinilai bisa menjadi salah satu upaya program pemberantasan kemiskinan di Indonesia.

“Pembenihan kelapa kopyor juga tidak dapat dilakukan secara alami sehingga satu-satunya alternatif yang tersedia untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan kultur embrio,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, dari hasil penelitian mini growth chamber berhasil digunakan untuk menginduksi akar dan mengadaptasikan benih kelapa kopyor hasil kultur jaringan secara langsung dengan tingkat keberhasilan tinggi 90 persen dengan menggunakan metode ex vitro rooting.

“Metode ex vitro juga rooting juga berhasil digunakan untuk mengadaptasikan benih yang berasal dari empat kultur kelapa secara langsung dengan keberhasilan tinggi. Baik benih tanpa akar maupun benih lengkap dengan akar berhasil diaklimatisasikan secara langsung,” katanya.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Dr. Muhammad Dimyati, yakin temuan pembibitan kopyor itu bakal memberi manfaat untuk bangsa Indonesia. Selanjutnya, kata dia, yang perlu dipikirkan adalah langkah untuk membuat kelapa ini dimanfaatkan oleh dunia industri.

“Itu tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna atau orang-orang yang suka kelapa kopyor. Sebab, kelapa kopyor itu tidak hanya untuk makanan, tetapi juga bisa untuk kosmetik dan sebagainya,” ucap Dimyati.

1009