Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mempercepat pencapaian swasembada protein melalui peningkatan kualitas data peternakan secara online menuju pertanian 4.0.
?Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Sekretariat Jenderal Kementan, I Ketut Kariyasa, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/5), menyampaikan, peningkatan data peternak secara online sangat penting mengingat permintaan terhadap daging sapi terus meningkat akibat membaiknya pendapatan dan berubahnya pola konsumsi pangan masyarakat.
Menurut Kariyasa, program terobosan yang tengah dijalankan yakni Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau di Indonesia, yang dikenal dengan Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Untuk menunjang program ini, perlu mengetahui data populasi sapi dan kerbau yang akurat dan terkini.
Oleh karena itu, lanjut Kariyasa, perlu terobosan pendataan sapi dan kerbau melalui pelaporan data secara online melalui Informasi Sistem Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).
"Kami di Pusdatin telah menyusun pedoman pendataan populasi sapi dan kerbau secara online melalui ISIKHNAS ini. Uji coba pendataan menggunakan sistem ini telah berhasil dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta pada bulan Februari 2019," katanya.
Kariyasa menyebutkan hasil pendataan online ini yakni didapat populasi sapi dan kerbau di DKI Jakarta pada bulan Februari 2019 sebanyak 4.501 ekor. Jumlah ini meningkatkat 8,64% dibandingkan dengan hasil Survei Antar Sensus (SUTAS) 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
"Uji coba pendataan selanjutnya akan kami laksanakan di Provinsi Jawa Timur pada Juli 2019 mendatang. Dan beberapa hari lalu, kami mengadakan fokus group diskusi bersama pihak BPS dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar penerapan pendataan online benar-benar melahirkan data yang akurat," ujarnya.
Lebih lanjut Kariyasa mengungkapkan manfaat pendataan sapi dan kerbau secara online yakni diperolehnya angka populasi yang lebih akurat dan terkini. Membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan UPSUS SIWAB, khususnya informasi data akseptor (betina produktif) sapi dan kerbau.
"Selain itu, meningkatkan akurasi data potensial stok sapi dan kerbau yang siap untuk dipotong serta menghasilkan peta sebaran populasi sapi dan kerbau by name by address," ungkapnya.
Dari data SUTAS yang dirilis BPS 2018, tercatat pemerintah melalui UPSUS SIWAB telah berhasil meningkatkan populasi ternak sapi dan kerbau secara nyata. Selama tahun 2013-2018, populasi sapi dan kerbau meningkat 25, 8%, atau bertambah sebanyak 3,67 juta ekor. Pada tahun 2013, populasi ternak sapi (potong dan perah) serta kerbau hanya sekitar 14,24 juta ekor.
"Dan pada tahun 2018, populasi sapi [potong dan perah] dan kerbau meningkat menjadi 17,41 juta ekor," kata Kariyasa.