Dhaka, Gatra.com – Enam belas orang di Bangladesh didakwa melakukan pembunuhan terhadap seorang remaja perempuan dengan cara membakarnya hingga tewas. Dilaporkan juga, sebelum membunuh, mereka sempat terindikasi melakukan pelecehan seksual.
Nusrat Jahan Rafi (19 th) disiram dengan minyak tanah dan dibakar di atap sekolahnya pada 6 April lalu, beberapa hari setelah mengajukan pengaduan.
Kepala Sekolah Siraj Ud Doula menjadi salah satu terdakwa. Polisi mengatakan, Siraj memerintahkan pembunuhan dari dalam penjara. Saat remaja tersebut menolak menarik tuduhan kekerasan seksual terhadapnya. Mereka menggambarkan persiapan pembunuhan itu seperti "rencana militer".
Kasus ini memicu protes massa di Bangladesh dan menyoroti kerentanan para korban kekerasan seksual dan pelecehan seksual di negara tersebut.
“Mereka telah merencanakan untuk membuatnya terlihat seperti bunuh diri,” kata polisi kepada BBC.
Polisi di Feni, sebuah kota kecil sekitar 160 km di luar ibukota Dhaka, secara resmi menjatuhkan dakwaan pembunuhan pada hari Rabu (29/5) terhadap 16 tersangka. Mereka termasuk siswa di Madrasah dan dua politisi lokal dari Partai Liga Awami yang memiliki posisi terkemuka di sekolah.
Sejauh ini, kepala sekolah telah mengaku di pengadilan bahwa ia memerintahkan pembunuhan itu. Ada total 12 terdakwa yang telah memberikan pengakuan, namun beberapa di antaranya belum mengakui keterlibatan. Setelah kematian Rafi, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina berjanji setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan akan diadili.
"Tak satu pun dari pelakunya akan terhindar dari tindakan hukum," ujarnya.
Menurut Kepala Biro Investigasi Polisi (PBI) Banaj Kumar Majumder, Doula dikunjungi oleh rekan yang ia perintahkan untuk mengintimidasi keluarga Rafi. Terutama untuk menarik pengaduan.
Pada konferensi pers hari Selasa, ketua PBI menjelaskan pelaku melakukan perencanaan yang cermat. Termasuk pembelian minyak tanah, burka dan sarung tangan. Terdakwa juga dituduh telah membagi peran di antara mereka pada tanggal 6 April, saat hari pembunuhan.
Menurut pernyataan yang diberikan oleh Rafi, dia diberitahu bahwa salah satu temannya sedang dipukuli di atap sekolah. Di sana, dia ditekan untuk menarik kasus pelecehan seksual dan diminta menandatangani selembar kertas kosong. Ketika dia menolak dia disumpal dan diikat sebelum disiram dengan minyak tanah dan dibakar.
Di ambulans, Rafi mencatat pernyataan di ponsel kakaknya dan mengidentifikasi beberapa penyerang sebagai siswa di Madrasah.
"Guru itu menyentuhku, aku akan memerangi kejahatan ini sampai napas terakhirku," katanya terdengar dalam sebuah video.