Jakarta, Gatra.com - Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi (BPN) Sudirman Said mengaku prihatin dengan kerusuhan yang terjadi pada aksi massa menolak hasil pemilu pada 21-22 Mei yang lalu.
Sudirman yang bergabung bersama massa pada aksi itu merasa aksi pada awalnya berjalan aman.
"Kan suasana hari itu suasana festival saya sebutnya. Kegembiraan, buka puasa dengan tenang, kemudian salat maghrib berjamaah, sampe bubaran tarwih itu tidak ada sesuatu yang aneh," ujar Sudirman di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,Rabu (29/5).
Sudirman menuding kerusuhan tersebut adalah akibat provokasi aparat yang melakukan tindakan represif terlebih dahulu.
"Ketika malam meletus kerusuhan begitu rupa diteruskan sampe besoknya dan yang nampak sebetulnya adalah tindakan tindakan represif tadi yang dikatakan termasuk kepada temen temen media, petugas kesehatan semua kena palang merah segala macam," ujarnya.
Sudirman mengatakan aksi massa yang dilakukan sebenarnya hanya merupakan ekspresi dari aspirasi masyarakat tetapi disayangkam sampai memakan korban jiwa.
Senada dengan Sudirman Said, anggota Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno (BPN), Nicholay Apriliando juga menuding adanya tindakan represif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dia menghimbau aparat menghentikan tindakan-tindakan represif kepada masyarakat.
"Saya minta pada seluruh pemegang kekuasaan di negeri ini hentikan segala tindakan represif, dan kita mulai kembali kehidupan lagi yang normal. Menantikan keputusan dari Allah melalui tangan-tangan hakim di Mahkamah Konstitusi," ujarnya.