Jakarta, Gatra.com – Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Hiroshige Seko bertemu dengan Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita di Kantor Kemendag pada Rabu (29/5). Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah membahas kerjasama di bidang ekonomi digital.
Mendag mengungkapkan bahwa Jepang mengusulkan perjanjian pertukaran data, yaitu Data Free Flow With Trust (DFFT). “Terminologinya saja tadi semula ada perbedaan dari berbagai negara,” tuturnya. Ia menjelaskan konsep DFFT yaitu menjaga keseimbangan antara pemanfaatan aliran data bagi ekonomi digital dan perlindungan bagi privasi dan keamanan.
Enggar mengaku pihaknya tidak akan membagi data strategis kepada Jepang. “Tapi kami sudah berkonsultasi dengan Pak Menkominfo yang pada akhirnya Indonesia dapat terima dengan beberapa catatan. Catatan itu juga sudah kita sampaikan,” jelasnya.
Namun, Ia mengaku belum tahu secara spesifik data apa saja yang diminta oleh Jepang. “Itu terkait usulan PM Abe dalam menyambut society 5.0, di mana mengenai big data dan sebagainya itu merupakan prioritas Jepang,” ungkapnya.
Enggar mengungkapkan DFFT akan masuk ke dalam General Review Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (GR-IJEPA) yang rencananya akan diumumkan pada bulan Juni. “Juni kita harapkan ada announcement (pengumuman) general review-nya,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, nilai total perdagangan Indonesia-Jepang pada 2018 mencapai US$37,4 miliar. Neraca perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun 2018 surplus bagi Indonesia sebesar US$1,5 miliar
Total ekspor Indonesia ke Jepang pada 2018 tercatat sebesar US$ 19,47 miliar atau naik 9,44 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 17,79 miliar. Sementara itu, impor Indonesia dari Jepang pada 2018 mencapai US$ 17,97 miliar atau naik 17,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 15,24 miliar. Hal ini menyebabkan Jepang menempati urutan ke-3 tujuan ekspor sekaligus importir terbesar bagi Indonesia.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Jepang pada tahun 2018 adalah batu bara, bijih besi, bijih tembaga dan konsentratnya, limbah dan sisa logam mulia, karet alam, dan kabel terisolasi.
Sementara itu, komoditas impor andalan Indonesia dari Jepang adalah aksesoris kendaraan bermotor, kendaraan bermotor setengah jadi, mesin cetak, kendaraan bermotor, dan produk olahan besi.