Jakarta, Gatra.com - Pemerintah menargetkan bebas impor bawang putih pada 2021 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Tim Pelaksana MoU Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Iman Khairuman.

Iman menambahkan, awalnya rencana bebas impor itu justru akan diterapkan pada 2019. Namun setelah pemerintah mengkaji ulang, rencana itu mundur hingga 2021.

"Karena lapangan di Indonesia tidak sama dengan di China, mekanisasi pertanian di kita belum bisa dilakukan 100% karena kondisi geografis," kata Iman saat ditemui di kawasan Pasar Santa, Jakarta Selatan, Rabu (29/5).

Diketahui, selama ini Indonesia kerap mengandalkan impor bawang putih dari China. Padahal menurut Iman, kualitas bawang putih lokal Indonesia jauh lebih baik secara rasa dan aroma, dibandingkan produk luar.

China sendiri mampu memproduksi 25 ton bawang putih dalam satu hektare lahan. Tingginya produktivitas itu membuat China membombardir pasar berbagai negara, termasuk Indonesia. Iman menjelaskan, produktivitas bawang putih lokal di Indonesia hanya mencapai 6 ton dalam satu hektare.

Selain masalah produktivitas, tingginya konsumsi bawang putih di Indonesia menjadi faktor mengapa pemerintah kerap melakukan impor. "Kita belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri yang per tahunnya itu mencapai 500-600 ribu ton," ujarnya.

Iman melanjutkan, target bebas impor itu harus terpenuhi pada 2021. Sebab jika tidak, produk tersebut tergolong menjadi barang gelap.

"Kalau impor itu kan harus ada persetujuan, dari kementerian terkait, Kementerian Perdagangan. Kalau dia bisa impor pada anggaran persetujuan, itu berarti ada sesuatu yang salah dalam menjalankan aturan [bebas impor] itu," katanya.

Iman meyakini, rencana bebas impor itu akan tercapai dengan dukungan banyak pihak. "Kami optimis dan kami bersepakat demi kemajuan hasil komoditi lokal, ya harus bisa," tandasnya.