Home Teknologi Balitbang Kota Magelang “Tetaskan” Inovasi Teknologi Daerah

Balitbang Kota Magelang “Tetaskan” Inovasi Teknologi Daerah

Kota Magelang, Gatra.com – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang menyiapkan inkubator inovasi daerah. Inkubator menyiapkan ide inovasi menjadi produk baru yang layak pasar.

Kepala Subbidang Pengembangan dan Penerapan Teknologi (Bangraptek) Balitbang Kota Magelang, Yetty Setiyaningsing, mengatakan bahwa inkubator inovasi akan mengembangkan karya inovasi sehingga memenuhi standar teknis dan estetika.Pihaknya menggandeng Institut Sains dan Teknologi Akprind Yogyakarta untuk membantu memperbaiki kendala teknis karya inovasi.

“Kita ambil idenya dari inovator. Nanti kita perbaiki, misalnya, kemasannya itu dikembangkan dan dirapikan oleh Akprind. Fungsi Akprind memberi masukan teknis dan membuat produk sehingga layak jual. Ibaratnya salon,” kata Yetty saat ditemui di kantornya, Selasa (28/5).

Hasilnya, Akprind akan mencetak gambar rancangan produk inovasi yang sudah disempurnakan. Kemudian  masuk tahap pengukuran tingkat kesiapan teknologi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). “Setelah mendapat standar dari Kemenristek Dikti, siap untuk dipasarkan ke masyarakat,” ujar Yetty.

Tahun ini Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang meloloskan 6 karya inovasi. Alat pemotong dari plat besi karya Wiku dan Rusmiyati (warga Kelurahan Potrobangsan), kompor listrik bertenaga panel surya karya Patra Agung dan Bayu (warga Kelurahan Magelang), dan alat kesehatan luar ruangan ciptaan Damar Kuncoro Aji (warga Cacaban).

Kemudian Purwadi warga Jurangombo Selatan yang mengajukan inovasi mesin pendidih air dengan cepat, Chamin Susanto warga Boton yang membuat karya mesin pengering otomatis, dan Rizal Alfian Nur warga Kelurahan Wates yang menciptakan meja laptop portable.

“Semua inovasi kontestan bisa kita kembangkan. Contohnya kompor listrik yang cara on-off nya pakai wifi. Bertenaga panel surya, pakai gas juga bisa. Bisa dihubungkan langsung dengan penjual token listrik, nanti bisa kita modifikasi,” kata Yetty

Balitbang  memilih karya yang orisinil dan bermanfaat untuk masyarakat luas.  Jadi,  hal yang juga diperhatikan adalah  karya itu bisa digunakan dan bermanfaat bagi banyak orang. "Harus ada user-nya. Inovasi di sini bukan penemuan baru, tapi pengembangan dari fungsi tertentu. Misalnya magic dryer. Di lapangan sudah ada, tapi magic dryer yang ukurannya lebih besar, lebih efektif, lebih murah, baru Bapak Chamin Susanto ini yang bisa buat,” kata Yetty.

Setelah mendapat perbaikan teknis dari Akprind, peserta kembali diminta mempresentasikan karyanya pada 29 Juli 2019. Balitbang akan mengundang pengguna produk dan pelaku bisnis untuk mewujudkan karya inovasi tersebu. “Kami bener-bener menggali potensi warga kota. Kota Magelang ini kan sumber daya alamnya minim sekali, jadi kita maksimalkan sumber daya manusia,” ujar Yetty.

573