Padang,Gatra.com - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit menyerahkan bantuan senilai Rp5 juta kepada keluarga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia di Nagari Aia Gadang, Pasaman Barat.
Bantuan diserahkan langsung kepada Osniwati, istri Andresal saat Wagub safari ramadan ke Pasaman Barat. Andresal merupakan salah satu ptugas pemilu yang meninggal dunia 26 April lalu, akibat kelelahan saat menjalani tugas dalam pesta demokrasi pada 17 April 2019.
"Bantuan akan diserahkan ke seluruh keluarga petugas Pemilu yang meninggal di Sumbar. Kami dari Pemprov Sumbar cukup prihatin dengan banyaknya petugas KPPS yang meninggal," ujar Nasrul Abit.
Sebelumnya, Nasrul juga sudah menyerahkan bantuan untuk keluarga petugas KPPS di Kabupaten Pasaman, kemudian akan dilanjutkan ke Lubuk Alung, Agam, dan kabupaten/kota lainnya.
Selain bantuan dari Pemprov Sumbar, Nasrul Abit berharap santunan untuk petugas Pemilu yang meninggal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera cair .
"KPU Provinsi Sumbar pernah menyebutkanakan ada bantuan dari KPU untuk keluarga petugas yang meninggal. Semoga segera dicairkan," ungkapnya.
Banyak petugas Pemilu yang meninggal saat menjalani tugas, Nasrul berpendapat mesti mesnjadi pembelajaran masa mendatang dan harus dievaluasi agar tidak terjadi lagi hal serupa.
"Semoga di Pemilu serentak masa mendatang tidak ada lagi korban jiwa seperti sekarang ini yang mencapai 500 lebih seluruh Indonesia," jelasnya.
Di Provinsi Sumatera Barat sendiri, petugas Pemilu yang meninggal dunia sebanyak enam orang, dan 102 orang sakit.
Petugas yang meninggal diantaranya, Irianto (57), petugas di Kabupaten Padang Pariaman yang meninggal karena kelelahan di rumahnya, 01 Mei 2019. Doni juga mengalami kelelahan dan meninggal, 02 Mei di Rumah sakit Pari Malintang Padang Pariaman, selanjutnya Andesal, KPPS di Desa Aia Gadang, Pasaman, yang meninggal, 26 April 2019.
Selanjutnya, Ari Akbar (25) di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam yang meninggal, 28 April 2019, sebelumnya ia sempat dirawat karena demam, dan sakit bagian dada. Kemudian, Nurhatika (20) yang meninggal, 22 April 2019, ia menderita sakit perut dan menolak untuk dirawat di puskesmas karena tidak ada biaya berobat, dan Yaldianto (43) warga Kabupaten Solok yang diduga sakit gastritis serta hemiparese sinistra.