Jakarta, Gatra.com - PT Indonesian Tobacco Tbk (Perseroan) lakukan paparan publik (due diligence meeting and public expose) dalam rangka penawaran umum perdana saham. Perseroan ini menawarkan sebanyak-banyaknya 274,06 juta atau 29,13% saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencana IPO (Initial Public Offering) juga sejalan dengan dengan keinginan perusahaan untuk terus tumbuh dan semakin besar pada industri pengolahan tembakau di Indonesia. Direktur Utama PT Indonesian Tobacco, Djonny Saksono mengatakan, dahulu perusahaan yang ia pimpin terbilang kecil, sehingga manajemen belum dibenahi dengan baik.
“Namun dengan berjalannya waktu, kita juga berharap perusahaan bisa menerapkan good corporate governance untuk membesarkan usaha ini," terangnya di kawasan MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (28/5).
Indonesian Tobacco merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan tembakau, dengan struktur pemegang saham sebelum penawaran umum dimiliki oleh Djonny Saksono sebesar 90,10% dan PT Anugerah Investindo Nusantara sebesar 9,90%.
Dalam penawaran umum perdana saham, Perseroan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran awal (bookbuilding) dijadwalkan pada 27-31 Mei 2019, dengan perkiraan efektif pada 21 Juni 2019. Sedangkan perkiraan masa penawaran umum pada 25 Juni hingga 1 Juli 2019, dengan perkiraan penjatahan pada 2 Juli. Lalu pekiraan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2019 mendatang.
Perseroan menawarkan harga saham dengan rentang Rp180 hingga Rp230 per lembar saham, dengan nilai nominal Rp50 per lembar saham. Target perolehan dana sebesar Rp49,33 miliar hingga Rp63,03 miliar.
Perseroan juga telah berdiri sebagai salah satu pemain lama dalam industri tembakau yang memiliki merek dagang yang cukup dikenal masyakarat dengan jaringan pemasaran secara nasional maupun internasional. Fokus Perseroan saat ini adalah melakukan penetrasi penjualan untuk produk Manna yang dihadirkan untuk menjadi produk andalan Perseroan secara nasional.
Dengan produk Manna, Perseroan akan memiliki berbagai variasi produk yang dipasarkan sebagai bentuk strategi untuk menjangkau berbagai segmen pasar. Produk Manna sendiri hadir sejak 2016 dan dipasarkan pertama kali di wilayah Pontianak, Manado, dan Gorontalo.
Selain Manna, Perseroan ini juga mengeluarkan beberapa contoh merek tembakau yang diproduksi, yaitu: Butterfly, Kuda Terbang, DC 9, Djago Tarung, Mawar Anggrek, Kuda Terbang Merah, Kuda Terbang Biru, Roda Terbang, Deer, Roadhouse, Lampion Lilin, Anggur Kupu, Bunga Sakura, Pohon Sagu, Deer, Save, dan Black Bear.
Perseroan didirikan pada 1955 dengan nama NV Indonesian Tobacco & Industrial Coy, kemudian berganti nama menjadi PT Indonesian Tobacco pada 1980-an dan melakukan kegiatan usaha dalam bidang industri pengolahan tembakau. Dalam menjalankan kegiatan usaha, perseroan ini tidak memiliki kantor cabang selain di Jalan Letjen S. Parman No. 92, Malang, Jawa Timur.