Jakarta, Gatra.com – Sulitnya perokok aktif mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan merokok masih menjadi pembahasan. Ada tantangan yang harus dilalui oleh perokok aktif agar dapat berhenti merokok.
“Seorang perokok yang berusaha berhenti merokok memiliki istilah putus nikotin. Efeknya banyak di antaranya badan menjadi tidak nyaman, mengalami, stres, sakit kepala, sulit tidur dan gelisah. Gejala ini muncul pada minggu ke 2-12,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), FAPSR, FISR saat temu media Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Selasa (28/5).
Agus menyebut kecanduan akibat merokok disebabkan oleh zat-zat yang ada di dalam nikotin, yang merangsang dopamin. Sehingga, apabila dopamin menurun, perokok akan mulai merasa resah dan butuh untuk merokok.
“Selain merangsang dopamin, nikotin juga mampu melepaskan zat-zat kimia lainnya (neurotransmitter) yang dilepaskan di otak dan dapat meningkatkan imajinasi. Inilah yang membuat pengonsumsian nikotin justru membuat nyaman, terutama bagi para pekerja di dunia kreatif yang butuh banyak ide,” jelas Agus.
Namun sayangnya, pelepasan zat-zat kimia tersebut juga berbahaya ketika sudah berproses di dalam pembuluh darah (vaskuler). Di samping itu, bibit karsiogen akan timbul bersamaan dan menyebabkan timbulnya penyakit kanker paru-paru.
Masih Anda mau merokok?