Depok, Gatra.com - Wakil Direktur Pusat Kajian Politik (PUSKAPOL) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Hurriyah, mengatakan dalam pemilihan umum (Pemilu) Indonesia, calon legislatif (caleg) dijadikan sebagai alat pemenangan untuk partai politik (parpol).
"Parpol itu sekarang mengandalkan kekuatan jaringan dan sumber daya yang dimiliki oleh kandidat. Jadi, yang bekerja itu sesungguhnya adalah struktur jaringan si kandidat," ucap Hurriyah kepada Gatra.com di Gedung B FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/5).
Hurriyah mengatakan, parpol-parpol di Indonesia sangat memanfaatkan struktur jaringan politik dan finansial yang dimiliki oleh para caleg untuk menang. Inilah kenapa terkadang ada kasus di mana caleg memiliki suara besar tetapi partainya suaranya kecil.
"Jadi, ada kecenderungan politik kita itu sifatnya kandidat-sentris, di mana semua bertopang pada kandidat," ujarnya.
Menurut Hurriyah, yang menjadi pertimbangan utama parpol dalam pemilihan kandidat saat ini, urutannya adalah dari kedekatan dengan elit-elit partai, kekuatan jaringan ekonomi dan popularitas. Sementara itu, motivasi dan kualitas kader menjadi pertimbangan terakhir.
"Inilah mengapa parpol-parpol di Indonesia cenderung gesit dalam rekrutmen hanya ketika di pemilu saja. Sistem kaderisasi parpol di Indonesia masih perlu dibenahi," ucap Hurriyah.