Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menerima tokoh-tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) dalam rangka audiensi tentang situasi nasional terkini. GSK terbentuk berawal dari gagasan para tokoh nasional yang khawatir dengan maraknya hoaks dan menguatnya politik identitas yang berpotensi membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Meskipun situasi nasional seminggu belakangan ini terancam dengan perpecahan dan krisi nasional, Wiranto menyebut GSK sebagai api yang menyinari bangsa mercusuar pemersatu bangsa.
"Banyak sekali ancaman hambatan dan tantangan yang dihadapi. Tapi kenyataannya Indonesia tetap berdiri. Mengapa karena adanya mercusuar persatuan kebangsaan terus akan selalu ada," ujar Wiranto dalam sambutan di depan tokoh suluh bangsa di Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (28/5).
Dalam sambutannya, Purnawirawan TNI tersebut memberikan apresiasi terhadap capres cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang melakukan jalur konstitusi dan meredam aksi massa. Ia meyakini setiap krisis yang terjadi akan mampu ditangani oleh aparat keamanan negara yaitu TNI dan Polri.
"Kami tahu setiap krisis pada akhirnya backbone negara TNI-Polri selalu mengambil peran yang kuat. Kami yakin TNI-Polri jika masih kompak apapun ancaman dan hambatan yang kita hadapi pasti dapat kami hadapi dengan baik," ujarnya.
Sebagai informasi, para tokoh GSK bertemu dengan Menkopolhukam Wiranto dalam rangka audiensi terkait situasi nasional dan silaturahmi yakni Prof. Mahfud MD, Prof. Quraish Shihab, Alwi Shihab, Prof. Amin Abdulah, Helmi Faizal (Sekjen PB NU), Erry Ryana Harjapamekas, Alhilal Hamdi, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Budi Kuncoro, Rm Benny Susetyo, Romo Frans Magniz Suseno, Imam Marsudi, Eddy Purjanto, dan Dhodi Syailendra.