Jakarta, Gatra.com - Tak banyak yang tahu kalau selama ini PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) sudah memproduksi jutaan bibit unggul kelapa sawit dan tersebar di beberapa sentra perkebunan sawit di Indonesia.

Dan tak banyak pula yang menyadari bahwa bibit-bibit itu sudah tumbuh subur di lahan ratusan bahkan jutaan hektar.

Sayang, RPN ibarat orang berilmu tinggi di jaman dinasti, adem, tenang, tapi sebenarnya berputar umpama gasing.

Baca juga: Agus Pakpahan: Petani Sawit Musti Inklusif And Smar Plantation

"RPN adalah satu-satunya lembaga yang paling siap soal bibit. Kita punya stok bibit 4,5 juta butir," kata Direktur Utama (Dirut) PT. RPN, Dr. Teguh Wahyudi, usai menandangani perjanjian kerjasama dengan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo) di kawasan Jakarta Selatan, Senin (27/5).

Begitulah kata Teguh tentang RPN, perusahaan negara yang memang identik dengan pengabdian. "Kalau stakeholder lain, mereka baru akan bergerak kalau bisnisnya meyakinkan, kalau kita enggak. Kita siapkan meski belum ada permintaan," katanya.

Dengan keberadaan bibit tadi dan kerjasama yang baru saja dibangun dengan Apkasindo, Teguh yakin Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) akan segera sukses seperti harapan presiden. Sebab itu tadi, bibit ada dan kualitas terjamin.

Selama ini, banyak yang tidak tahu dengan keberadaan RPN ini. Namun Teguh tidak menjelaskan secara gamblang kenapa RPN tidak muncul ketika orang kelimpungan mencari bibit unggul kelapa sawit meski dia mengaku miris bahwa dari 180 ribu hektar target PSR, yang terlealisasi masih minim, setelah kami kaji ternyata ketersediaan bibit salah satu faktor pembatasnya.

"Kita agak kesulitan menyalurkan bibit yang sudah terlanjur kita buat. Sawit yang tumbuh di Riau, kebanyakan bibit kita, tapi banyak yang enggak tahu kalau itu bibit RPN," ujar Teguh.