Kupang, Gatra.com - Gubernur Nusa Tenggara Tinur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat minta agar jajaran koperasi yang tersebar di NTT jadi pemain ekonomi dengan basis produk-produk yang unggul dan menguasai pasar.
“Dulu saya dijelaskan oleh Bapak Ben Mboi (Gubernur NTT periode 1978-1988) tentang spirit kerja koperasi. Namun setelah itu, sampai sekarang ini mayoritas koperasi mati suri, hanya nama. Syukur masih ada sebagian kecil berhasil,” kata Viktor pada rapat terbatas dengan jajaran pegiat koperasi yang ada di Provinsi NTT, Senin (27/5) di ruang rapatnya.
Dia mengatakan, ibarat hidup di masa penjajahan Belanda, kita berperang melawan musuh tetapi tidak bersama-sama. Ada yang berperang, ada yang tidur, ada yang nonton dan lain sebagainya. Kita belum memiliki strategi dan desain bersama.
“Karena itu, sekarang saatnya Pemprov bergandengan tangan bersama koperasi yang ada di Provinsi NTT untuk mensejahterakan masyarakat,” ajak Viktor.
Saat ini koperasi harus kembali diberi peran dan menjadi ujung tombak terdepan di masyarakat. Semua produk masyarakat, hasil bumi dan kerajinan industri lainnya harus disalurkan lewat koperasi yang ada. Dinas Koperasi bersama mitra akan mencari pangsa pasar selanjutnya.
“NTT ini termiskin ketiga di Indonesia karena membeli produk-produk dari luar NTT. Kita miskin tidak berupaya produksi sendiri, padahal semua bahan bakunya ada di NTT. Karena itu saya minta Dinas Perindustrian dan Koperasi mulai sekarang berupaya memanfaatkan produksi dari daerah sendiri, NTT. Yang kita tidak bisa buat baru beli dari luar,” tandas Gubernur Viktor.
Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodatjuga mengajak para pelaku koperasi di NTT untuk bekerja sungguh-sungguh sehingga bisa masuk surga. "Saya ajak teman-teman koperasi untuk kerja keras membangun NTT. Kalau kalian kerja mati-matian memembangun, mensejahterakan masyarakat, pasti mereka doakan kalian. Dan kalian pasti masuk surga karena doa mereka,” jelasnya.
Dalam beberapa waktu ke depan akan dideklarasikan masyarakat ekonomi NTT dengan produk-produk unggulan yang tidak dibeli di luar NTT tetapi harus diproduksi sendiri di NTT.
"Kalau yang keluar harus yang mahal. Kalau harga biasa-biasa saja maka kita yang beli," jelas Gubernur dan menekankan fungsi pemerintah sebagai regulator dan fasilitator untuk mensejahterakan masyatakat NTT.
Para pegiat koperasi pada prinsipnya menyetujui ide dan gagasan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan berharap agar ada formula atau bentuk kerjasama serta sinergitas antara pemerintah dan pihak koperasi terutama di sektor ekonomi rill.
Kadis Koperasi, Nakertrans Provinsi NTT, Sisilia Sona dalam laporannya mengatakan, ada 21 pelaku koperasi yang hadir dalam pertemuan tersebut. "Dan saat ini baru 5% koperasi di NTT bergerak di sektor rill dan lebih banyak bergerak di sektor simpan pinjam. Tugas koperasi mensejahterakan para anggota dan hal ini sejalan dengan visi misi Bapak Gubernur," tandas Sisilia Sona.