Ambon, Gatra.com- Warga Kota Ambon, Provinsi Maluku, menyerahkan 10 senjata api (senpi) organik maupun rakitan bekas konflik tahun 1999 silam kepada aparat TNI AD Satgas SSK-IV Yonif 731/Kabaresi.
Selain senpi laras panjang dan pendek, ratusan butir amunisi dan sejumlah bom tangan berdaya ledak tinggi, juga ikut diserahkan secara sukarela dalam kurun waktu sepekan ini.
Danki Satgas SSK-IV Yonif 731/Kabaresi, Lettu Infanteri Vicodey B Andries mengaku, penyerahan sejumlah senjata mematikan yang beredar di tangan warga sipil Kota Ambon ini dilakukan atas dasar kesadaran sendiri.
"Iya benar ada 10 senjata api yang sudah kami amankan. Terdapat 4 senjata organik dan 6 senjata rakitan laras panjang dan pendek. Senjata ini diduga digunakan pada saat konflik di Ambon tahun 1999 lalu," kata Andries, Senin (27/5/2019).
Menurutnya, empat senpi organik standar laras panjang diketahui buatan Amerika. Diantaranya SKS Kaliber 7,62, Jungle Carbine Kaliber 7.62, Winchester M-70 Kaliber 7.62 mm, dan Tomsong Kaliber 9 no jat 301469 Kaliber 4.45 ACP (11 mm).
"Benda berbahaya ini diserahkan langsung oleh warga Kota Ambon yang merasa sudah tidak nyaman lagi menyimpannya selama bertahun-tahun," ujarnya.
Andries mengaku, warga Kota Ambon yang identitasnya dirahasiakan ini juga menyerahkan sebanyak 132 butir amunisi berkaliber besar, sebuah granat dan satu mortir.
"Ada juga satu magazen Janggle Carbine, munisi kaliber 5,56 mm 5 butir, serta 127 munisi kaliber 7.62mm butir," terangnya.
Ia mengakui, benda mematikan tersebut diserahkan setelah pihaknya gencar melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman tentang arti pentingnya kedamaian baik umat muslim maupun kristen.
"Selama bertugas di Kota Ambon, kami berusaha untuk berbaur dengan berbagai macam kalangan, memberikan pandangan tentang bahaya menyimpan senjata api," ujarnya.
Upaya yang dilakukan pihaknya, tambah dia, berbuah manis. Dimana masyarakat di lingkungan tempat mereka bertugas mulai sadar terkait pentingnya hidup rukun, aman dan damai.
"Upaya kami membawa dampak positif, yakni dengan sendirinya masyarakat menyerahkan senpi yang disimpan selama belasan tahun," jelasnya.
Dikatakan, selain pendekatan, berbagai kegiatan juga dilakukan diantaranya Binter untuk memahami kultur dan budaya rakyat Ambon.
"Membuat kegiatan santa clause dengan anak-anak, menggelar sunatan masal, mengajar baca tulis Alquran, memberi sembako kepada masyarakat tidak mampu dan lain sebagainya. Kami juga terus memberikan pemahaman tentang indahnya perdamaian antara umat beragama," tandasnya.