Home Ekonomi Kendalikan Harga, Kemendag Lakukan Penetrasi Pasar

Kendalikan Harga, Kemendag Lakukan Penetrasi Pasar

Jakarta, Gatra.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) lakukan upaya pengawalan pasokan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan menjalang Idul Fitri. Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2016. Hal ini disampaikan dalam acara “Pelepasan Tim Penetrasi Pasar Kementerian Perdagangan” Auditorium Kementerian Perdagangan, Senin (27/5).

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Tjahja Widayanti mengungkapkan bahwa kegiatan ini dimulai dari rapat koordinasi nasional di Bandung, 20 Maret 2019 dan rapar koordinasi daerah di 34 provinsi mulai dari minggu ke-2 April hingga minggu ke-1 Mei 2019.

“Daerah-daerah pelaksanaan dari penetrasi pasar ini adalah 205 pasar rakyat di 82 kabupaten/kota yang dimulai pada tanggal 27 Mei-4 Juni 2019,” ujarnya. Tjahja menambahkan pihaknya menerjunkan 240 orang dalam program tersebut yang terdiri dari pejabat eselon I selaku koordinator wilayah (korwil) dan eselon II selaku koordinator lapangan (korlap).

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menceritakan bahwa program penetrasi ini berawal dari fluktuasi harga yang tajam selama bulan suci Ramadan. “Saya katakan dengan teman-teman di era kita hukum ekonomilah yang berjalan. Kita tidak mungkin dengan cara-cara represif. Era tersebut sudah lewat pada orde baru,” tuturnya.

Enggar mengaku pihaknya berkoordinasi dengan perwakilan Bank Indonesia, para kepala dinas, dan satuan tugas pangan (satgas pangan) Kepolisian RI (Polri) dalam program ini. Ia menekankan kerjasama antara korwil eselon I yang bertanggung jawab atas provinsi dengan eselon II dan eselon III yang bertanggung jawab atas kabupaten dan kota.

Selain itu, Enggar mengapresiasi langkah Polri yang membantu proses pengawalan. “Kenapa berseragam Polri itu masih dihormati? Karena tidak usah nangkap dan tidak usah ancam, tetapi dengan mendampingi diam saja. Mereka juga langsung tidak berani main-main,” ungkapnya.

Ia mendorong peran swasta dalam menentukan harga pasar dan menggerakkan perekonomian. “Bapak Presiden berulang kali menekankan kalau bisa swasta belikan, kalau tidak bisa baru BUMN (Badan Usaha Milik Negara), kalau BUMN tidak bisa baru APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),” ujarnya.

Enggar menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kenaikan harga bahan pokok. “Alhamdulillah bahan pokok tersedia dan harga tekendali. Ada juga beberapa komoditi sayuran yang mengalami kenaikan, tetapi dalam waktu yang singkat terjadi penurunan setelah stok tersedia,” ujarnya.

174