Nanning, Gatra - Indonesia tersingkir di babak semifinal Piala Sudirman, setelah dipaksa mengakui keunggulan Jepang di hampir semua lini dan menelan kekalahan 1-3 di Nanning, China, Sabtu malam (25/5).
Ganda putra andalan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sempat memupuk asa Indonesia untuk lolos ke final, ketika mengamankan poin pertama dengan menundukkan pasangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-14 dan 21-18.
Namun Jepang kemudian berbalik meraih tiga poin berikutnya untuk memastikan satu tempat di final menghadapi tuan rumah China, usai memenangi nomor tunggal putri, tunggal putra dan ganda putri.
Di nomor tunggal putri, Akane Yamaguchi tak membiarkan Gregoria Mariska Tunjung mengulangi kejutan baiknya di Asian Games 2018 dan menang dua gim langsung 13-21 dan 13-21.
Anthony Sinisuka Ginting yang diharapkan memberikan poin kedua bagi Indonesia memberikan perlawanan ketat kepada Kenta Momota, namun dipaksa menyerah di tangan peringkat satu dunia itu 17-21 dan 19-21.
Harapan Indonesia mengulangi skenario melawan Chinese Taipei dengan bertumpu pada sektor ganda, mendapati kenyataan pahit ketika pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu masih defisit tenaga dan kalah gesit dari pasangan nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, 15-21 dan 17-21.
Harapan Indonesia melangkah ke babak final sama nasibnya dengan mimpi membawa kembali trofi Piala Sudirman ke Tanah Air setelah tiga dasawarsa lamanya. Kandas.
"Hari ini ketika melawan Indonesia kami tahu jika kami memiliki peluang lebih baik dari Indonesia, tapi Indonesia selalu tampil kuat di team event. Kami sedikit takut karenanya," kata pelatih kepala tim Jepang Park Joo Bong usai laga.
Duel Ginting dan Momota menjadi titik balik bagi tim Jepang yang mampu meraih tiga poin kemenangan setelah tertinggal terlebih dahulu. Jepang akan menghadapi tim tuan rumah China di final pada Minggu siang nanti.
Catatan lini per lini
Seperti yang sudah diantisipasi oleh Susi Susanti, sebagai kepala bidang pembinaan dan prestasi PB PBSI, Jepang memiliki kekuatan merata di semua lini.
"Secara keseluruhan kita harus akui keunggulan Jepang, mereka tampil maksimal dan cukup baik dan kuat. Atlet kita sudah berusaha keras. Pertandingan pertama kita bisa kuasai tapi di tiga pertandingan berikutnya kita harus akui keunggulan mereka meski kita harus berusah keras," ungkap Susi.
Indonesia memang mencapai target PBSI yakni semifinal, namun mimpi membawa pulang Piala Sudirman setelah 30 tahun berpisah harus berlanjut lagi, setidaknya untuk dua tahun ke depan.
"Dua tahun lalu kita tidak sampai ke delapan besar, tapi tahun ini bisa masuk ke semifinal, lebih baik lagi," kata Susi dilansir Antara.
Catatan untuk tunggal putra Indonesia dari Susi adalah harus meningkatkan konsistensi. "Kalau peringkat mereka sudah, namun konsistensi pada saat mereka main itu yang harus ditingkatkan, baik Jojo [Jonatan Christie] maupun Ginting yang menjadi evaluasi kita," ujarnya.
Untuk tunggal putri, lanjut Susi, masih membutuhkan kerja keras dan penanganan lebih. Meski menilai sektor ganda putri sudah memperlihatkan kekompakan tim yang solid, Susi menyoroti kebutuhan peningkatan kekuatan dan ketahanan baik fisik maupun mental.
"Para pemain putri Jepang saat ini memiliki ketahanan yang tinggi, itu yang jadi pembenahan untuk kita. Harus bisa seperti mereka," kata Susi.