Silangit, Gatra.com – Pengelola usaha di kawasan Bandar Udara (Bandara) Silangit mengaku rugi selama terjadinya penurunan penumpang. Dampak dari kerugian tersebut, sejumlah pengusaha di Bandara Danau Toba itu merumahkan tenaga kerja.
Sala seorang pengusaha rumah makan di kawasan Bandara Silangit, Delima Silalahi mengatakan bahwa saat ini dua orang dari tenaga kerjanya sudah di rumahkan. Tindakan menghentikan hubungan kerja terpaksa dilakukan mengingat tidak adanya keuntungan pasca penurunan jumlah penumpang. “Inipun kita bertahan karena tanggungjawab moral. Dan kita berharap kondisi ini segera pulih. Karena pasar setiap usaha di Bandara tergantung pada penumpang,” terangnya kepada Gatra.com, Sabtu (26/5).
Baca Juga: Sebelum ke Danau Toba, Wajib Buka Aplikasi Toba Smile
Penurunan penghasil dari usaha di Bandara Silangit menurut Delima sangat besar. Bahkan untuk menutupi operasional usaha tidak mencukupi. Termasuk pembayaran kewajiban rutin yang dibebankan kepada pengusaha. “Kondisi saat ini memang sangat mengkhawatirkan. Terlebih ada beban operasional yang harus kita selesaikan. Demikian juga dengan pembayaran upah tenaga kerja,” jelasnya.
Baca Juga: BPOM Dampingi Pengembangan Pariwisata Danau Toba
Delima mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena penyebab turunnya peminat pengguna pesawat adalah tarif tiket yang mahal. Ia berharap ada kebijakan dari pengelola Angkasa Pura terkait pengurangan kewajiban yang harus mereka bayarkan. Pasalnya jika terus mengalami kerugian maka mereka kemungkinan besar akan gulung tikar. “Infonya kita dapat demikian. Sudah ada beberapa pengusaha yang gulung tikar. Kita masih tetap bertahan dengan harapan kondisi ini segera pulih,” jelasnya.
Reporter: Baringin Lumban Gaol