Jakarta, Gatra.com - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, mengharapkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) tidak mengendorkan atau mempertahankan kinerja pemerintah di sektor pertanian pada periode 2019-2024.
"Kami akui pemerintahan Jokowi-JK pada 5 tahun terakhir telah memberikan perhatian yang besar terhadap sektor pertanian secara umum, ataupun petani khususnya. Untuk itu kami harapkan kinerja yang sudah dibangun tersebut bisa dipertahankan, dan bahkan ditingkatkan," kata Winarno di Jakarta, Sabtu (25/5).
Salah satu perhatian besar pemerintahan Jokowi diwujudkan dalam kebijakan yang berpihak kepada petani. Winarno menyebutkan keberpihakan itu ditunjukkan dengan pemberian bantuan sarana prasarana pertanian dalam skala besar.
"Dari dulu bantuan itu selalu ada. Tapi tidak pernah semasif sekarang," ujar Winarno.
Pemberian bantuan untuk petani sangat terasa dalam upaya pemerintah wujudkan mekanisasi pertanian. Winarno menuturkan petani saat ini dikucuri bantuan berupa peralatan pertanian modern seperti traktor, transplanter, combine harvester dan bahkan alat berat seperti ekstravator. Padahal sebelumnya petani-petani kecil tidak memiliki akses terhadap peralatan modern tersebut.
"Sekarang petani diberikan bantuan alat modern. Tak hanya itu, penyuluh juga diarahkan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan sehingga petani pun tidak gagap dalam mengoperasikan alat-alat tersebut," ungkapnya.
Secara khusus, Winarno juga berterima kasih pada Jokowi yang telah memilih orang profesional untuk menempati kursi Menteri Pertanian pada periode 2014-2019.
"Saya sebelumnya tidak kenal Pak Amran. Tapi ketika bertemu dan mendengarkan visi dan misi beliau, saya sudah bisa melihat Pak Amran akan membawa perubahan besar pada pembangunan pertanian. Dan itu terbukti dengan berbagai capaian yang diraihnya saat ini," kata Winarno.
Amran disebut memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan visi dan misinya, terutama dalam mencapai swasembada pangan. Untuk pertama kalinya, Winarno melihat pejabat yang secara sungguh-sungguh menepati janjinya.
"Swasembada pangan sebetulnya bukan barang baru bagi para tokoh politik dalam menebarkan janji-janjinya di depan konstitutien. Di sinilah Pak Amran sangat berbeda. Swasembada pangan bukan lagi sebuah retorika, tapi sebuah janji yang harus ditepati," kata Winarno.
Kesungguhan dalam mewujudkan swasembada pangan ini yang dinilai Winarno menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap petani.
"Bagi masyarakat umum, swasembada pangan berarti kemudahan dalam mengakses kebutuhan pangan. Tapi buat petani, maknanya lebih besar lagi. Swasembada pangan berarti petani dijadikan raja di negerinya sendiri. Jadi bermain-main dengan swasembada pangan sama saja bermain-main dengan petani," ujarnya.